Frugal Living: Cermat Mengelola Uang untuk Merdeka Finansial
Last Update:

2024-05-03 09:04:02

MAKNA FRUGAL LIVING

Frugal living sering dimaknai sebagai gaya hidup hemat terhadap segala bentuk pengeluaran agar dapat menabung demi keamanan dan kebebasan finansial jangka panjang.

Sering disangka pelit, penganut frugal living sesungguhnya hanya penuh perhitungan matang terhadap setiap pengeluaran yang akan dilakukan. Mereka telah merencanakan alokasi dana yang dimiliki dengan kesadaran penuh dan berbagai pertimbangan. Hal ini dilakukan untuk dapat mencapai tujuan keuangan yang telah ditargetkan.

Mereka akan menekan pengeluaran semaksimal mungkin dan tahu trik untuk dapat mendapatkan barang yang mereka inginkan dengan harga terbaik. Mereka tidak segan untuk mencari diskon, membeli barang second atau membeli barang dengan penawaran terbaik. Yang paling utama adalah fungsi atau manfaatnya, bukan merk dan gengsinya.

Penganut gaya hidup frugal juga tahu benar apa yang mereka butuhkan dan dapat menahan diri dari berbagai hal yang dianggap tidak penting. Seperti nongkrong tanpa tujuan, membeli barang bermerk, liburan ke tempat hits atau jenis aktivitas lain yang dianggap hanya memboroskan uang.

“Without frugality none can be rich, and with it very few would be poor.”

“Tanpa berhemat tidak ada yang bisa kaya, dan dengan itu sangat sedikit yang akan menjadi miskin.” — Samuel Johnson

PERBEDAAN FRUGAL DENGAN MINIMALIS

Gaya hidup frugal sering dikaitkan dengan gaya hidup minimalis. Karena keduanya memiliki beberapa kesamaan, yaitu selalu menggunakan kesadaran penuh dalam membelanjakan uang dan membeli barang berdasarkan kebutuhan bukan keinginan.

Namun perbedaan yang nyata adalah dalam fokus tujuan mereka. Gaya hidup minimalis berfokus pada tujuan untuk mencapai ketenangan batin dengan mengurangi kepemilikan barang tidak penting, dan berusaha menghilangkan keterikatan pada benda di sekitar, sedangkan gaya hidup frugal fokus pada mengurangi pengeluaran untuk tujuan finansial yang lebih penting dan mencapai kemerdekaan finansial.

Gaya hidup minimalis juga masih mementingkan estetik dan mempertimbangkan menggunakan barang dengan merk yang ternama bila sebanding dengan kualitas.

Sedangkan penganut frugal lebih memperhatikan nilai barang yang didapatkan ketika mereka mengeluarkan uang. Sehingga cenderung mencari diskon atau mencari barang dengan harga murah, karena melihat barang benar-benar dari fungsi dan manfaatnya.

KELEBIHAN MENJALANI FRUGAL LIVING

1. Lebih Menghargai Nilai Uang

Bagi orang biasa, mungkin minum kopi seharga Rp60.000,- itu harga yang wajar saja. Namun bagi seorang frugal, dia lebih memilih membuat kopi sendiri di rumah dengan harga yang jauh lebih murah. Toh sama-sama kopi juga, pikirnya. Yang berbeda hanya gengsinya.

Mereka lebih menghargai setiap lembar uang yang mereka miliki dan memilih menyimpan untuk hal yang jauh lebih bermanfaat dan sesuai dengan tujuan finansialnya. Seperti untuk pendidikan atau mulai berinvestasi.

Dia juga tidak akan meremehkan biaya administrasi bank, biaya layanan, atau biaya lainnya yang bagi sebagian orang lain dianggap kecil, seperti biaya transfer bank. Bagi seorang frugal, bila ada pilihan lain, mengapa tidak?

2. Menikmati Hidup dengan Cara Sederhana

Penganut frugal tidak memberikan nilai atau kesan kepada suatu barang atau pengalaman, didasarkan pada harganya atau gengsinya. Mereka akan melihat kebahagiaan dengan cara yang lebih sederhana dan apa adanya.

Banyak pemandangan indah yang bisa didapat dengan gratis mengapa harus membayar mahal? Tidur di penginapan atau di tenda camp sama saja. Tidak perlu hotel mewah. Karena akan ada pengalaman seru yang tak terduga yang tak bisa didapat dari menginap di hotel yang nyaman.

Mereka lebih bisa menghargai setiap kebahagiaan kecil dan lebih bersyukur atas hal-hal sederhana. Bukan atas kepemilikan barang mewah, mengejar harta atau persaingan dengan orang lain, apalagi untuk membuat orang lain terkesan.

3. Memiliki tabungan dan dana darurat

Meski terkesan hidup dalam kesederhanaan, pada dasarnya orang yang menjalani hidup frugal telah memiliki tabungan yang aman bila sewaktu-waktu mereka membutuhkan. Mereka memang memilih untuk menyimpannya. Sehingga jangan heran bila orang yang sederhana merasa aman-aman saja ketika ditimpa musibah atau ketika Negara sedang dilanda krisis moneter.

4. Bebas dari Hutang

Penganut frugal living lebih suka hidup apa adanya. Mereka menikmati dan bersyukur dengan hal-hal yang telah mereka miliki. Maka, berhutang bukanlah menjadi solusi dalam memenuhi kebutuhan mereka. Mereka akan rela hidup dengan perencanaan keuangan yang ketat dan terus menabung untuk mengumpulkan dana sesuai kebutuhan mereka. Dan tidak akan memaksakan diri sebelum memiliki cukup dana. Sehingga mereka bebas hutang dan bebas dari cicilan.

Walaupun mereka memiliki kartu kredit, mereka sudah sangat paham dan sadar ketika memilih untuk memilikinya. Misal untuk mendapat diskon-diskon yang hanya didapatkan jika bertransaksi menggunakan kartu kredit.

Namun kartu itu hanya digunakan sebagai alat ganti pembayaran saja dan langsung membayar sesuai dengan jatuh tempo. Bukan sebagai alat untuk ‘membeli masa depan’ atau lebih dikenal sebagai ‘cicilan’.

5. Tidak mudah iri pada orang lain

Orang yang menjalani hidup frugal cenderung tidak membandingkan diri dengan kepemilikan barang orang lain. Mereka juga tidak mudah terbujuk iklan, tidak mengikuti trend tertentu dan tidak terbiasa menjaga gengsi. Sehingga lebih bahagia dan tidak mudah iri pada orang lain.

“Be thankful for what you have; you’ll end up having more. If you concentrate on what you don’t have, you will never, ever have enough.”

“Bersyukurlah atas apa yang kamu miliki; kamu akan berakhir memiliki lebih banyak. Jika kamu berkonsentrasi pada apa yang tidak kamu miliki, kamu tidak akan pernah merasa cukup.” — Oprah Winfrey

KEKURANGAN MENJALANI FRUGAL LIVING.

1. Membatasi diri dalam bersosialisasi

Bagi orang yang menjalani hidup frugal, terkadang bersosialisasi dianggap sebagai pengeluaran yang tidak penting. Bukan berarti mereka anti sosial. Namun mereka akan mempertimbangkan bila dalam bersosialisasi mereka harus mengeluarkan budget diluar perencanaan mereka.

Kegiatan ini dianggap tidak penting apalagi jika tidak ada hal serius yang perlu dibahas.

2. Stigma Pelit

Menjalani hidup frugal harus siap dengan stigma pelit. Karena ketatnya mereka dalam mengatur uang, mereka disangka pelit. Padahal hemat tidak sama dengan pelit. Karena sifat pelit cenderung merugikan orang lain untuk mendapat keuntungan bagi diri sendiri. Sedangkan hemat, berfokus pada berusaha mendapatkan nilai terbaik dari setiap pengeluaran uang.

3. Kurang Memperhatikan Kualitas

Banyak pelaku frugal yang cenderung kurang memperhatikan kualitas barang. Bagi mereka yang utama adalah fungsi dan manfaatnya. Meskipun sebagian dari mereka telah lebih teliti dalam memilih barang yang berkualitas.

Hal ini dikarenakan mereka selalu berusaha mendapat harga terbaik, baik melalui diskon maupun berbelanja barang second.

CARA MEMULAI HIDUP FRUGAL

1. Membuat Perencanaan Bulanan

Apa saja yang kamu butuhkan setiap bulan? Kamu perlu merinci setiap kebutuhan bulananmu. Dari mulai kebutuhan tempat tinggal, bila kamu kost atau mengontrak, atau cicilan rumah, biaya transportasi, makan hingga kebutuhan rumah tangga lainnya.

Alokasikan juga untuk kebutuhan lain yang tak terduga. Dan disiplinkan dirimu untuk mengikuti rencana itu.

2. Tidak mengikuti trend

Trend bisa berubah dengan sangat cepat. Trend dibuat produsen melalui para influencer agar masyarakat terus konsumtif dan membeli produk mereka. Maka fokuslah pada kebutuhanmu dan lupakan tren yang dapat membuatmu semakin impulsif dalam berbelanja.

3. Menghargai Uang

Mulailah untuk tidak meremehkan arti uang. Meskipun terlihat kecil bila kamu lakukan terus menerus maka bila dijumlah akan menjadi besar. Misal kamu mulai sering order makanan online hanya untuk cemilan. Atau kebiasaan membeli barang secara online karena harganya yang sangat murah padahal tidak benar-benar membutuhkannya.

4. Menjaga Pola Hidup Sehat

Menjaga pola hidup sehat dapat menghindarkan kita dari berbagai penyakit yang tentunya akan menjadi beban pengeluaran. Sehingga mulailah tidur tepat waktu, minum air teratur, makan makanan sehat dan rutin berolahraga.

5. Cermat dalam mengeluarkan uang

Mulailah belajar untuk menganalisis setiap pengeluaran. Dan pertimbangkan nilai dan manfaat dalam setiap uang yang keluar. Tidak masalah sedikit lebih mahal bila lebih banyak nilai yang kamu dapatkan.

Misalkan jika membeli dua kamu bisa mendapat harga diskon, maka itu adalah pilihan yang lebih baik. Dalam berbelanja melihat kualitas bukan merek atau gengsinya. Kamu juga tidak perlu menghindari nongkrong bersama teman, bila yang akan kamu temui adalah circle positif yang bisa membuatmu menjadi pribadi yang lebih baik.

“We need much less than we think we need.”

“Kita membutuhkan jauh lebih sedikit daripada yang kita pikir kita butuhkan.” — Maya Angelou