Hantu yang bernama Ablasio Retina (Bagian 2)
Teacher

ERIKSON MANALU

Last Update:

2024-03-08 14:41:25

Gejala dari ablasi retina biasanya terjadi secara tiba-tiba. Gejala-gejala yang ditimbulkan dari ablasi retina adalah:

  • Fotopsia, melihat kilatan cahaya. Gejala ini biasanya timbul pada awal penyakit.
  • Terdapat bintik hitam yang selalu bergerak atau melayang dalam penglihatan (floater).
  • Lapangan pandang yang menyempit, sebagian penglihatan seperti tertutup tirai abu-abu. Gejala ini berkembang seiring waktu, dan dapat membantu menentukan lokasi retina yang terlepas.

Dokter atau dokter ahli mata vitreo-retina akan menanyakan keluhan gejala secara rinci. Kemudian akan melakukan pemeriksaan fisik pada mata, dan melakukan beberapa tes untuk mendeteksi adanya ablasi retina.

  1. Pemeriksaan fisik mata
    Meliputi pemeriksaan visus mata atau ketajaman penglihatan, pemeriksaan pada luar mata untuk mencari tanda-tanda cedera pada mata, pemeriksaan pada pupil, tekanan bola mata pada kedua mata, dan pemeriksaan lapangan pandang mata.
  2. Pemeriksaan retina
    Dokter menggunakan lampu dengan cahaya terang dan lensa khusus untuk memeriksa bagian belakang mata, termasuk retina. Pemeriksaan ini memungkinkan dokter untuk melihat adanya lubang di retina, robekan, atau terlepasnya lapisan retina.
  3.  Ultrasonografi (USG) mata
    Pemeriksaan ini digunakan bila terjadi perdarahan di dalam mata sehingga sulit untuk melihat retina.

Pengobatan Ablasi Retina
Hampir seluruh pengidap yang mengalami ablasi retina membutuhkan pembedahan untuk memperbaiki robekan, lubang, atau mengembalikan retina pada posisi normalnya. Beberapa jenis pembedahan yang dilakukan untuk memperbaiki ablasi retina, yaitu:

  1. Fotokoagulasi atau operasi laser
    Laser akan diarahkan ke retina melalui pupil. Laser akan membuat luka bakar di sekitar robekan retina dan menimbulkan jaringan parut yang dapat menempelkan retina ke lapisan dibawahnya.
  2. Cryopexy atau cryotherapy
    Cryopexy menggunakan probe pembekuan khusus untuk membekukan jaringan di sekitar robekan retina. Pembekuan yang terjadi membantu retina menempel pada lapisan bawahnya.
  3. Scleral buckle
    Prosedur scleral buckle menempatkan gelang lentur pada bola mata untuk menetralkan gaya yang menarik retina dari tempat normalnya.
  4. Pneumatic retinopexy
    Prosedur pneumatic retinopexy ini menggunakan gas tertentu yang disuntikkan pada ruang vitreous di dalam mata. Gas tersebut akan mendorong robekan retina kembali ke tempatnya. Gas ini akan hilang sendiri secara bertahap.
  5. Vitrektomi
    Dokter mata akan mengeluarkan cairan vitreous pada retina. Vitreous akan diganti dengan gelembung udara, gas, atau minyak. Gelembung mendorong retina ke posisinya sehingga bisa sembuh dengan baik. Jika gelembung minyak digunakan, dokter mata akan mengeluarkan beberapa bulan kemudian.

Dengan gelembung udara atau gas, pengidap tidak diperkenankan untuk melakukan perjalanan dengan pesawat terbang, bepergian ke tempat yang tinggi atau menyelam di laut (scuba diving). Hal ini karena perubahan ketinggian bisa menyebabkan gas mengembang sehingga meningkatkan tekanan mata.

Setelah operasi, penglihatan akan pulih dalam waktu beberapa minggu sampai beberapa bulan. Namun, mungkin ada beberapa kasus penglihatan tidak pulih sempurna.

Pada beberapa kasus lainnya, ablasi retina tidak dapat diperbaiki, walaupun dengan terapi bedah. Biasanya pada kasus-kasus yang sudah terdapat jaringan parut luas pada retina. Pada intinya, semakin parah terlepasnya retina, semakin sedikit penglihatan yang akan pulih.