Menurut Cal Newport, penulis buku Digital Minimalism, filosofi ini menekankan pada penggunaan teknologi secara sadar. Hanya aktivitas online yang benar-benar dipilih dengan hati-hati—yang memberikan manfaat optimal—yang layak dipertahankan. Selebihnya? Ditinggalkan tanpa ragu.
Konsepnya mirip dengan minimalisme di rumah. Saat membereskan barang, pertanyaan sederhana dilontarkan: “Apakah ini berguna?” Kalau tidak, waktunya berpisah. Prinsip yang sama berlaku pada aplikasi di ponsel. Setiap aplikasi ditanya: apakah membawa nilai tambah? Apakah ada manfaat nyata? Jika tidak, hapus tanpa rasa bersalah. Tapi jika terbukti berguna, tetap dipakai—dengan sadar dan terarah. Itu sebabnya, aplikasi yang terpasang untuk yang menerapkan Digital Minimalism hanya yang benar-benar penting: browser, chat, email, e-commerce, aplikasi bahasa asing, peta, dan transportasi.
Paparan digital yang sembarangan bisa bikin pikiran jadi keruh, sulit fokus. Penelitian menunjukkan bahwa ketika perhatian mudah terpecah, pikiran cenderung negatif, terlalu fokus pada hal-hal yang salah, dan melupakan apa yang berjalan baik. Akibatnya? Lebih mudah cemas, cepat lelah secara mental, bahkan bisa jatuh ke titik depresi.
Salah satu cara yang bisa dicoba adalah digital declutter selama 30 hari, seperti yang disarankan Cal Newport:
Telusuri dan rapikan aplikasi. Singkirkan yang tak memberikan manfaat maksimal. Jika media sosial hanya jadi sumber distraksi, lebih baik dihapus. Tapi kalau memang berguna untuk pekerjaan atau bisnis, bisa tetap dipakai—asal fungsional dan terkontrol.
Ganti waktu layar dengan aktivitas analog. Bisa berupa menggambar, membaca buku, bermain musik, olahraga, atau sekadar ngobrol bareng komunitas. Kegiatan semacam ini membantu agar waktu luang tak kembali tersedot ke dunia digital.
Ciptakan ruang sunyi dan “kebosanan.” Izinkan pikiran berkelana tanpa distraksi, menjelajah sudut-sudut kreatif yang lama tak dikunjungi.
Setelah 30 hari, aplikasi yang dulu terasa penting bisa dicoba kembali. Tapi kemungkinan besar, keinginan untuk menggunakannya sudah jauh berkurang. Yang tersisa hanyalah yang betul-betul dibutuhkan.