Sampai saat ini, banyak dari kita secara otomatis memilih air untuk memadamkan api. Namun, tidak semua jenis api dapat dipadamkan dengan air—bahkan dalam beberapa kasus, air bisa memperparah situasi.
Api hanya terjadi jika tiga elemen hadir secara bersamaan: bahan bakar, oksigen, dan panas (segitiga api). Untuk memadamkan api, kita cukup menghilangkan salah satu elemen tersebut—dengan air, kita biasanya menurunkan panas dan menghalangi oksigen (detik.com).
Saat air mengenai api pada kayu atau kertas, sebagian energi panas digunakan untuk menguapkan air menjadi uap—ini menurunkan suhu api agar bahan tidak lagi terbakar. Uap yang dihasilkan juga membantu menghalangi oksigen ke area api .
Menurut Michael Gollner dari UC Berkeley, efek ini mendinginkan bahan bakar sehingga api tidak dapat mempertahankan proses pembakaran (livescience.com).
Minyak atau bensin lebih ringan daripada air—artinya, ketika disiram air, air akan turun ke bawah dan melepas bahan mudah terbakar agar menyebar luas (detik.com).
Efeknya bukan memadamkan, melainkan memperbesar permukaan api dan memperluas penyebaran.
Air menghantarkan listrik, sehingga menggunakan air pada kebakaran listrik bisa menyebabkan kesetrum dan bahaya bagi penolong (m.youtube.com).
Logam seperti natrium, kalium, magnesium bereaksi dengan air membentuk gas hidrogen—yang mudah meledak. Ini dapat memperkuat api atau menyebabkan ledakan (hgi-fire.com).
Jenis Api | Cara Pemadaman yang Disarankan |
---|---|
Kelas A (kayu, kertas) | Air, foam basah |
Kelas B (minyak, bensin) | Foam khusus, bubuk kimia |
Kelas C (listrik) | Karbon dioksida, bubuk kering |
Kelas D (logam reaktif) | Serbuk kering khusus atau pasir |
Kelas K/F (lemak/koki) | Extinguisher kimia basah |
Untuk api dari bahan cair atau kuliner, foam atau CO₂ akan menutup permukaan dan mencekik oksigen. Misalnya, CO₂ menghilangkan oksigen sementara tidak menghantarkan listrik (grupoacideka.com, waterlinecontrols.com, detik.com). Pemadam serbuk bekerja dengan menutup dan menyerap panas pada api logam .
Untuk situasi tertentu—misalnya ruang server atau kebakaran gambut—diperlukan teknik yang lebih halus:
Water mist: kabut air halus meningkatkan penyerapan panas dan menghalangi oksigen tanpa menyebabkan kerusakan besar (grupoacideka.com, livescience.com).
Surfaktan tambahan: pada kebakaran gambut (“zombie fires”), penggunaan surfaktan dengan air mampu menurunkan tegangan permukaan, membantu air menembus dan memadamkan titik panas (wired.com).
Memadamkan api tidak selalu sekadar menyemprot air. Memahami jenis api dan bahan bakunya sangat penting agar metode pemadaman tepat. Ketika menghadapi api, terlebih saat potensi minyak, listrik, atau logam, sebaiknya:
Pisahkan jenis api (A/B/C/D/K).
Gunakan alat pemadam yang sesuai seperti foam, CO₂, atau serbuk kimia.
Hindari penggunaan air pada bahan yang tidak kompatibel.
Panggil petugas pemadam jika api besar atau tidak terkendali.
Detikpedia. “Tidak Semua Api Bisa Dimatikan dengan Disemprot Air” (m.youtube.com, detik.com, hgi-fire.com)
Live Science. Michael Gollner, “How does water put out fire?” (livescience.com)
Grupo Acideka. “When to use water to extinguish a fire and when not to?” (grupoacideka.com)
Waterline Controls. “What Type of Fire Can Be Put Out Safely with Water?” (waterlinecontrols.com)
HGI Fire. “Metal Fires – Why Water isn’t Always the Best Extinguishing Agent” (hgi-fire.com)
Wikipedia: Fire Triangle, Fire Classification, Firefighting (en.wikipedia.org)
Wired. “How to Kill a Zombie Fire” (wired.com)