Situational Leadership
Last Update:

2025-06-09 09:39:37

Situational Leadership adalah pendekatan kepemimpinan yang menyesuaikan gaya kepemimpinan dengan kompetensi dan motivasi anggota tim. Model ini dikembangkan oleh Paul Hersey dan Ken Blanchard dan berfokus pada fleksibilitas pemimpin dalam merespons kebutuhan tim.

Dalam Situational Leadership, terdapat empat gaya kepemimpinan utama yang disesuaikan dengan tingkat kompetensi dan motivasi anggota tim:

 

  • Directing (Telling) 

    • Cocok untuk tim dengan kompetensi rendah tetapi motivasi tinggi (D1).

    • Pemimpin memberikan instruksi yang jelas dan kontrol penuh, tanpa banyak melibatkan karyawan dalam pengambilan keputusan.

    • Contoh: Karyawan baru yang masih belajar dan membutuhkan arahan rinci.

  • Coaching (Selling) 

    • Cocok untuk tim dengan kompetensi masih berkembang dan motivasi bervariasi (D2).

    • Pemimpin tetap memberikan arahan tetapi mulai melibatkan karyawan dalam keputusan, serta memotivasi mereka.

    • Contoh: Karyawan yang mulai memahami tugas tetapi masih memerlukan dorongan agar percaya diri.

  • Supporting (Participating) 

    • Cocok untuk tim dengan kompetensi tinggi tetapi motivasi berfluktuasi (D3).

    • Pemimpin berperan sebagai fasilitator, mendukung dan mendorong karyawan agar tetap termotivasi tanpa banyak mengarahkan.

    • Contoh: Karyawan berpengalaman yang terkadang kehilangan motivasi atau membutuhkan dukungan emosional.

  • Delegating 

    • Cocok untuk tim dengan kompetensi dan motivasi tinggi (D4).

    • Pemimpin memberikan kepercayaan penuh kepada karyawan untuk bekerja secara mandiri tanpa banyak intervensi.

    • Contoh: Karyawan senior yang bisa mengambil keputusan sendiri dan bekerja tanpa supervisi.

 

Kenapa Situational Leadership Penting?

  • Menyesuaikan kepemimpinan dengan kondisi nyata di tempat kerja.

  • Meningkatkan efektivitas tim dengan pendekatan yang tepat untuk setiap individu.

  • Membantu pemimpin mengembangkan karyawan dari tahap awal hingga menjadi mandiri.