BAB Tidak Lancar Indikasi Adanya Gangguan Kesehatan, Ini Kata Ahli
Last Update:

2025-02-07 13:20:07

Pernahkah kamu bertanya-tanya berapa normalnya frekuensi seseorang buang air besar (BAB)? Ada yang mengatakan satu kali sehari, tiga kali sehari, bahkan ada juga yang merasa cukup tiga kali seminggu.
 
Menurut National Institutes of Health (NIH), frekuensi BAB yang normal adalah tiga kali seminggu hingga tiga kali sehari. Lantas, apakah kamu tahu bahwa frekuensi BAB ini bisa menjadi indikator kondisi kesehatan pencernaan kita?
 
Dalam acara VegeTalk bersama kumparan bertajuk “Happy Tummy Happy Life: Tips Bikin Hari-hari Jadi Lebih Bahagia, Sabtu (25/1), Herbal Medik sekaligus Medical Advisor, dr Rianti Maharani, mengatakan, kesehatan pencernaan salah satunya ditandai dengan keteraturan BAB.
 
Hal ini karena setiap kali seseorang makan, maka tubuh akan memprosesnya mulai dari mulut, lambung, usus dua belas jari, hingga usus besar. Proses ini tak hanya melibatkan pemecahan makanan, tetapi juga penyerapan nutrisi yang sangat dibutuhkan tubuh.
 
Ketika sisa makanan tidak dikeluarkan dengan teratur, maka bisa mempengaruhi kesehatan tubuh secara keseluruhan
 
“Kebayang nggak kalau berhari-hari nggak dibuang, lalu numpuk di usus kita. Padahal makanannya terus, tapi pembuangannya nggak lancar. Jadi itu merupakan satu indikator yang pertama,” ujar Rianti.
 
Karena itu, dr. Rianti menekankan pentingnya menjaga pola makan tidak hanya sekadar mengenyangkan, tetapi juga bermanfaat bagi tubuh. Ia menyebut, unsur makanan yang dikonsumsi bisa membantu melancarkan pencernaan.
 
Lantas, unsur apa yang harus ada dalam makanan agar pencernaan tetap lancar?
 
dr. Rianti menyebutkan, ada dua komponen yang bisa memperlancar proses pencernaan. yaitu prebiotik dan probiotik. Keduanya memiliki peran yang sangat vital dalam mendukung kesehatan usus dan juga bermanfaat untuk fungsi tubuh lainnya.
 
Prebiotik adalah jenis makanan tinggi serat yang mendukung pertumbuhan bakteri baik di usus. Sedangkan probiotik adalah mikroorganisme yang baik untuk usus dan mendukung sistem pencernaan.
 
“Pertama, makanan serat dari buah dan sayur yang mengandung prebiotik. Yang kedua, makanan yang mengandung fermentasi atau sudah melalui proses fermentasi yang mengandung probiotik. Kemudian yang ketiga, makanan yang ada khasiatnya sebagai tambahan ya, khasiat dari Fitonutrien dari tanaman,” ujarnya.
 
Research & Development Head Enesis Group, Didin Solahudin mengatakan, pencernaan yang sehat juga menentukan kesehatan tubuh seseorang. Dalam acara yang sama, Didin mengutip riset sebuah jurnal ilmiah yang menyebut 70 persen dari kesehatan tubuh manusia berasal dari pencernaan yang sehat.
 
Menurutnya, saluran pencernaan yang sehat tidak hanya berdampak pada kelancaran buang air besar, tetapi juga memiliki pengaruh besar terhadap kondisi kesehatan tubuh secara keseluruhan.
 
“Jadi kalau saluran pencernaan sehat, otomatis tadi itu stres akan jauh, sakit-sakitan akan jauh, meriang-meriang akan jauh juga gitu. Jadi itu 70 persen. Tadi disampaikan oleh dokter, ada produksi hormon juga di saluran pencernaan, terus juga nutrisi semua absorpsinya itu di saluran pencernaan. Jadi kalau kita makan, ya semua nutrisi yang baik-baik di saluran pencernaan. Kita bisa bayangin kalau saluran pencernaan kita itu nggak sehat,” ujar Didin.
 
Conten Creator, Lala Rosa—yang turut hadir dalam acara tersebut juga mengaku turut merasakan manfaat dari pencernaan yang sehat. Sebagai seorang yang aktif menciptakan konten, Lala menyadari kesehatan pencernaan berperan besar dalam mendukung aktivitasnya sehari-hari.
 
Untuk menjaga pencernaannya tetap optimal, Lala pun memilih makanan yang sehat, terutama yang kaya serat seperti buah dan sayuran. Selain itu, ia juga rutin menjalankan pola hidup sehat, termasuk intermiten fasting.
 
“Aku percaya kalau kita makanan sehat, tubuh jadi enteng dan ringan. Jadi kalau aku tipe orang yang makanan sehat tetapi yang naikin mood juga,” ujar Lala.
 
Konsumsi obat pencahar atau laksatif sering kali menjadi jalan pintas saat BAB tidak lancar atau yang biasa disebut dengan sembelit. Kandungan yang ada pada obat ini dipercaya bisa mendorong pencernaan kembali lancar.
 
Namun, apakah penggunaan laksatif ini benar-benar aman dan efektif dalam jangka panjang?
 
Menurut dr. Rianti, jika seseorang sering mengandalkan obat pencahar untuk melancarkan BAB, mereka bisa berisiko mengalami ketergantungan. Obat pencahar yang digunakan secara terus-menerus, apalagi bersifat sintetis, bisa membuat tubuh menjadi resisten.
 
“Kalau menggunakan konvensional sintetis efek sampingnya itu ketergantungan dan efeknya nanti dosisnya akan terus bertambah, usus akan seperti resisten. Nanti yang ada kita akan semakin panjang durasinya BAB-nya karena obat laksatif sintetis,” ujarnya.
 
Lebih lanjut, dr. Rianti menganjurkan, untuk memilih bahan herbal yang lebih aman dan alami. Bahan herbal yang biasanya berasal dari tanaman bekerja secara alami dalam membantu melancarkan pencernaan tanpa menimbulkan ketergantungan
 
“Untuk keadaan seperti itu bisa ditambah laksatif tapi yang alami. Kenapa? karena bedanya obat konvensional dan tanaman herbal. Metabolisme tanaman itu luar biasa. Selain berkhasiat sebagai laksatif, banyak tanaman herbal yang juga mengandung fito-nutrien, yang memiliki manfaat tambahan seperti antioksidan alami dan bahkan bisa membantu meningkatkan daya tahan tubuh," jelas dr. Rianti.
 
Sumber : https://kumparan.com/kumparansains/bab-tidak-lancar-indikasi-adanya-gangguan-kesehatan-ini-kata-ahli-24QitHtA4gh/full