Stoikisme sering dihubungkan dengan pengelolaan keuangan karena ajarannya tentang pengendalian diri, kesederhanaan, dan fokus pada hal yang bisa dikendalikan relevan dalam mengatur keuangan. Pengendalian diri membantu kita menghindari belanja impulsif dan membuat keputusan finansial yang lebih bijak. Stoikisme juga menekankan kesederhanaan dan anti-konsumerisme, mendorong kita hidup sesuai kebutuhan dan menabung atau berinvestasi untuk masa depan daripada mengejar materi berlebihan.
Prinsip Stoik tentang fokus pada hal-hal yang bisa dikendalikan sangat bermanfaat dalam investasi, karena kondisi pasar dan ekonomi yang tak pasti bisa dikelola dengan perencanaan yang baik. Prinsip “Amor Fati,” yaitu menerima apa pun yang terjadi dengan ikhlas, membantu mengurangi stres akibat kerugian finansial dan menjadikannya pelajaran untuk masa depan. Dengan Stoikisme, tujuan keuangan diarahkan untuk mendukung nilai-nilai yang bermakna, seperti pendidikan atau kesehatan, bukan hanya menumpuk kekayaan tanpa arah.
Teknik premeditatio malorum atau merenungkan kemungkinan terburuk juga membantu dalam perencanaan keuangan dengan menyiapkan dana darurat atau asuransi sebagai cadangan menghadapi ketidakpastian. Stoikisme dalam keuangan mendorong kita untuk mengelola uang dengan lebih tenang dan terarah, serta tetap fokus pada keseimbangan dan nilai-nilai hidup yang berarti.