Efek Positif Setelah Setahun Menerapkan Gaya Hidup Minimalis
Hidup minimalis menjadi salah satu pilihan hidup yang mulai tren saat ini. Karena karakternya soal pilihan, seyogiannya itu dilakukan atas dasar kesadaran pribadi dan bebas. Akibatnya, tak perlu tekanan, jauh dari kontrol, dan sekiranya bebas kepentingan.
Pilihan ini sebenarnya berdasar pada pilihan dan panggilan hidup yang sementara kita jalani saat ini. Kita melihat bahwa pilihan hidup minimalis hampir persis sama dengan gaya hidup sederhana yang menjadi bagian dari pilihan hidup kita.
Dan akan sampai pada kesimpulan kecil bahwa hidup minimalis sangat menekankan sikap hidup dalam menilai manfaat dari setiap barang yang kita miliki.
Kesimpulan itu menjadi salah satu premis saya dalam menjalani hidup minimalis. Kita mulai mengecek barang-barang di kamar tidur dan ada barang yang sudah lama tak terpakai dan tak dimanfaatkan, kita pun dapat memberikannya kepada orang lain.
Tak jarang terjadi juga bahwa saya mengumpulkan barang-barang yang tak bermanfaat sama sekali. Ketika membuka salah satu kabinet lemari, kita menemukan bahwa selama ini saya mengumpulkan box bungkusan dari alat-alat elektronik.
Barangkali karena faktor harga dan brand dari barang elektronik yang kita beli, makanya kita juga cenderung untuk tidak membuang bungkusannya. Padahal, gaya hidup itu malah membuat saya mengumpulkan banyak barang tetapi tak memberikan manfaat sama sekali.
Dengan menerapan gaya hidup minimalis kita akan menemukan beberapa efek positif.
Pertama, pikiran makin terfokus.
Namun, ketika menerapkan gaya hidup minimalis, pikiran lebih fokus pada aspek manfaat dari setiap barang yang mau dibeli dan dipunyai. Tak lagi sekadar mencari barang atau pun membeli barang.
Kita akan mempunyai banyak pertimbangan setiap kali membeli barang tertentu. Selalu pertanyaan ini muncul di benak kita sebelum membeli sebuah barang: apakah barang itu bermanfaat ataukah tidak?
Ketika barang itu tak memberikan banyak manfaat, ada kecenderungan untuk kontrol diri dan lebih fokus pada hal-hal yang bermanfaat. Ya, gegara menerapkan gaya hidup minimalis, pikiran makin terkontrol pada hal-hal yang bermanfaat.
Kedua, Makin Hemat
Secara tak langsung, gaya hidup minimalis juga membangun sikap hemat. Yang sebelumnya kita cenderung asal beli dan konsumsi, saat ini kita makin kontrol diri. Efek lebih lanjutnya, hal ini makin membuat kita berhemat secara finansial.
Uang saku yang diterima setiap bulan bisa disimpan dalam jumlah yang lebih banyak daripada sebelum saya menerapkan gaya hidup minimalis. Bahkan, hanya 10 persen dari uang saku yang terpakai, dan selebihnya ditabung. Dengan ini, uang tak sekadar terpakai untuk membeli barang-barang yang hanya terpakai sesaat.
Gaya hidup minimalis bisa mengontrol kecenderungan untuk membeli dan mengonsumsi barang. Kita bisa mengontrol gaya hidup berfoya-foya, dan pada saat yang sama kita berhemat dan kemudian bisa menabung pendapatan bulanan kita.
Ketiga, Makin Dermawan
Efek lain dari gaya hidup minimalis adalah membangun gaya hidup berhemat. Karena tidak mau mengumpulkan barang, maka saya memutuskan untuk segera memberikan barang yang jarang terpakai ke orang lain.
Prinsipnya, ketika barang baru masuk dan terpakai, perlu memikirkan barang lain yang mempunyai manfaat yang sama untuk diberikan kepada orang lain.
Tahun lalu, beberapa baju saya yang masih terpakai diberikan kepada mereka yang tinggal di penjara. Setelah melihat itu, saya menjadi sadar bahwa ternyata saya mengumpulkan banyak barang tak begitu terpakai, dan pada saat yang sama saya juga bisa membangun sikap dermawan kepada yang lebih membutuhkan.
Makanya, saat mendapatkan barang dan tak akan terpakai, kita mencari cara untuk memberikan barang itu kepada orang lain. Tujuannya agar barang itu tak tersimpan begitu saja, tetapi malah dimanfaatkan oleh orang yang lebih membutuhkannya.
Gaya hidup minimalis ikut membentuk sikap dermawan dalam memberi. Kita tak takut dalam memberi karena kita melihat bahwa setiap barang dari sisi manfaat untuk kehidupan kita setiap hari.