Superiority Complex
Teacher

DANIEL WALTER

Last Update:

2024-10-13 20:39:26

Latar Belakang

Superiority complex adalah suatu sikap di mana seseorang merasa dirinya lebih unggul dari orang lain. Di sisi lain, sebenarnya ia tidak memiliki pencapaian apapun secara nyata. Pada beberapa kasus, orang yang merasa superior bahkan tak segan merendahkan orang-orang di sekitarnya. Lantas, bagaimana cara mengatasi superiority complex?


Apa itu Superiority Complex?


Superiority complex adalah istilah yang pertama kali dikenalkan oleh seorang psikolog, Alfred Adler. Dalam teorinya, ia menyebutkan bahwa superiority complex adalah bentuk mekanisme pertahanan (defense mechanism) bagi orang yang ingin menyembunyikan rasa rendah dirinya.
Gagasan yang mendasari teori superiority complex adalah setiap orang pasti akan berusaha untuk mengatasi rasa rendah dirinya. Namun, normalnya orang-orang tersebut akan bekerja keras untuk menguasai suatu bidang atau keterampilan tertentu untuk mewujudkan suatu pencapaian.

Sementara itu, pemilik sikap superiority complex hanya akan menyakinkan diri sendiri bahwa ia lebih baik dari orang lain meskipun tidak memiliki pencapaian. Berbeda dengan rasa percaya diri, superiority complex tidak didukung dengan bukti pencapaian yang nyata.


Ciri-Ciri Superiority Complex

 
Tanda-tanda yang menunjukkan bahwa seseorang memiliki superiority complex adalah sebagai berikut:

1. Melebih-lebihkan Kemampuannya

Salah satu tanda superiority complex adalah selalu menceritakan kemampuannya secara berlebihan kepada orang lain. Misalnya, ia mengaku memiliki kemampuan tertentu yang sebenarnya tidak benar, kemudian membandingkannya dengan orang lain yang dianggap berada di bawahnya.

2. Merasa Paling Unggul

Terbentuknya superiority complex dalam diri seseorang akan membuatnya merasa paling unggul, paling berharga, dan paling sukses di antara orang-orang di sekitarnya. Tanpa disadari, sikap ini sebenarnya timbul dari perasaan insecure (rendah diri) yang mendalam.

 
3. Enggan Menerima Pendapat Orang Lain

Orang yang memiliki perilaku superiority complex juga cenderung tidak mau mendengarkan pendapat atau kontribusi dari orang lain. Perasaan bahwa dirinya lebih unggul dari siapapun membuatnya menganggap bahwa pendapat orang lain itu selalu salah.

 
4. Mengabaikan Orang yang Memiliki Kemampuan Lebih Baik

Pada beberapa kasus, orang dengan superiority complex bisa melakukan tindakan bullying (intimidasi) pada orang-orang yang dirasa memiliki kemampuan lebih baik darinya. Pemilik sikap ini juga cenderung menghindari situasi yang dapat membuatnya merasa insecure.

 
5. Merendahkan Orang lain

Beberapa orang dengan superiority complex tidak hanya membuat dirinya sendiri terlihat paling unggul, tetapi juga merendahkan orang lain demi mendukung argumennya. Padahal, sikap tersebut ditunjukkan sebagai bentuk antisipasi untuk menutupi kekurangannya.


Cara Mengatasi Superior Complex

Ada beberapa hal yang bisa diterapkan oleh orang dengan superiority complex yang ingin memperbaiki sikapnya, antara lain:

1. Jujur pada diri sendiri mengenai kemampuan dan pencapaian yang dimiliki.
2. Berani untuk belajar dan meminta bantuan dari orang lain.
3. Belajar menerima kekurangan diri sendiri.
4. Berani mengakui keberhasilan orang lain tanpa rasa iri, dan menjadikannya sebagai motivasi.
5. Berani mengakui kesalahan diri sendiri dan berusaha menjadi lebih baik lagi.
6. Meyakinkan pada diri sendiri bahwa setiap orang memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing.
7. Berusaha untuk menggali kelebihan yang dimiliki.
8. Melakukan introspeksi diri bahwa sikap merendahkan orang lain dapat menyakiti perasaan orang tersebut.

 

sumber: *https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/apa-itu-superiority-complex*