Benarkah Musik Bisa Percepat Pertumbuhan Tanaman? Ini Faktanya
Pada film animasi yang sering kita tonton semasa kecil, tak jarang muncul adegan tumbuhan yang cepat tumbuh karena diperdengarkan alat musik. Di dunia nyata, ilmuwan berusaha membuktikan hal tersebut.
Dalam studi terbaru, ilmuwan menemukan jika memainkan suara bisa merangsang aktivitas jamur yang mendorong pertumbuhan tanaman. Temuan ini meningkatkan kemungkinan jika memainkan musik dapat bermanfaat bagi tanaman dan kebun.
Apakah memutar Mozart secara keras dapat membantu tanaman tumbuh telah lama menjadi bahan perdebatan ilmiah. Acara TV AS "MythBusters" bahkan mengujinya, menemukan bahwa tanaman yang terpapar musik death metal dan musik klasik tumbuh sedikit lebih baik daripada yang dibiarkan dalam keheningan, tetapi menganggap hasilnya tidak meyakinkan.
Menurut studi baru dalam jurnal Biology Letters, peran stimulasi akustik dalam mendorong pemulihan ekosistem dan sistem pangan berkelanjutan masih kurang dieksplorasi.
Suara Terbukti Percepat Pertumbuhan Jamur
Berdasarkan penelitian sebelumnya yang memaparkan bakteri E. coli pada gelombang suara, tim peneliti Australia mulai menilai efek suara terhadap laju pertumbuhan dan produksi spora jamur Trichoderma harzianum.
Jamur ini sering digunakan dalam pertanian organik karena kemampuannya melindungi tanaman dari patogen, meningkatkan nutrisi dalam tanah, dan mendorong pertumbuhan. Para peneliti membangun bilik suara kecil untuk menampung cawan petri yang penuh dengan jamur.
Alih-alih musik pop, mereka memutar "TinnitusFlosser Masker pada 8 kHz". Ini adalah audio dari salah satu dari banyak video white noise diYouTube yang dimaksudkan untuk meredakan sensasi telingaberdenging atau membantu bayi tertidur.
"Bayangkan suara radio jadul di antara saluran," kata penulis utama studi Jake Robinson dari Universitas Flinders, Australia dalam Phys.org dikutip Rabu (2/10/2024).
"Kami memilih monoton ini untuk alasan eksperimental yang terkontrol, tetapi mungkin lanskap suara yang lebih beragam atau alami lebih baik," katanya.
Meskipun belum pasti, para peneliti menyarankan beberapa kemungkinan mengapa hal ini bisa terjadi. Gelombang akustik dapat diubah menjadi muatan listrik yang merangsang jamur di bawah apa yang dikenal sebagai efek piezoelektrik.
Teori lain melibatkan reseptor kecil pada membran jamur yang disebut mekanoreseptor. Reseptor ini sebanding dengan ribuan mekanoreseptor pada kulit manusia yang berperan dalam indera peraba kita, yang melibatkan reaksi terhadap tekanan atau getaran.
"Mungkin gelombang suara merangsang mekanoreseptor ini pada jamur, yang kemudian memicu serangkaian peristiwa biokimia yang menyebabkan gen diaktifkan atau dinonaktifkan. Misalnya, jenis gen yang bertanggung jawab untuk pertumbuhan," kata Robinson.
"Penelitian awal kami menunjukkan bahwa jamur merespons suara, tetapi kami belum tahu apakah ini bermanfaat bagi tanaman. Jadi, ini adalah langkah selanjutnya," tambahnya.
Ke depannya, Robinson dan tim ingin mencari tahu apakah manusia dapat mempercepat proses pemulihan tanah dengan suara alam.
"Ada banyak pertanyaan penting yang membuat kita sibuk," pungkasnya.