Rutinitas mandi penting dilakukan bukan hanya untuk merawat kebersihan badan anak, aktivitas mandi bisa jadi kesempatan untuk stimulasi berbagai indera sensorik anak. Namun, tak jarang, mandi adalah satu aktivitas yang sering 'ditunda' atau ditolak anak, biasanya karena sedang asyik bermain atau melakukan aktivitas lain.
Untuk mengantisipasi maupun menghadapi hal ini, perlu melakukan pembiasaan dengan cara memberikan anak pilihan, seperti “mau membawa mainan mobil merah atau mobil biru?”, “Yuk, pilih baju untuk setelah mandi yang gambar dinosaurus atau gambar kereta?”.
Adanya kesempatan memilih membuat anak merasa turut andil dalam aktivitasnya. Rutinitas mandi penting dilakukan karena untuk kebersihan badan anak, serta sebagai bagian dari rutinitas anak di kesehariannya. Saat mandi bisa jadi kesempatan untuk stimulasi sensori anak yang dapat mendukung tumbuh kembang
Selain itu, melatih anak mandi sendiri sedini mungkin bermanfaat untuk:
Konsistensi terhadap rutinitas mandi perlu dilakukan untuk mencegah tantrum atau penolakan terhadap kegiatan mandi. Pada saat mandi anak-anak juga belajar mengenal waktu, misalnya terkadang anak menolak hingga mengalami tantrum saat harus selesai mandi, jika hal ini terjadi tetaplah konsisten untuk selesai pada waktunya. Sampaikan kepada anak “5 menit lagi selesai ya”, “setelah dua kali bilas mainan waktunya memakai handuk”.
Untuk mendukung kelancaran penerapan rutinitas, lakukan persiapan di area kamar mandi. Contohnya seperti, meletakkan mainan favorit si Kecil di dalam keranjang yang bisa basah di samping bak mandi, letakkan sabun, sampo, handuk di tempat yang mudah terjangkau, dan gunakan alas mandi agar tidak licin.
Menciptakan suasana mandi yang menyenangkan bisa mencoba dengan lakukan ide stimulasi di bawah ini untuk kegiatan sensori, sekaligus dapat mendukung tumbuh kembang anak usia 1.5 tahun ke atas :
Beberapa ide ini bisa dipilih untuk dilakukan ketika anak sedang mandi, kegiatan mandi selain untuk stimulasi, bisa menjadi kesempatan untuk melatih kemandirian anak serta membangun keeratan dengan anak juga