American Psychiatry Association mendefinisikan kematangan emosi sebagai “kemampuan individu dalam mengelola ekspresi emosi secara tepat”. Dengan kata lain, individu yang matang secara emosional sadar akan emosinya dan dapat mengendalikannya. Kemampuan untuk mengatur diri sendiri membuat mereka lebih tangguh dalam menghadapi tekanan dan perubahan mendadak, yang mana hal tersebut adalah esuatu yang tidak dapat kita hindari di dunia modern ini.
Individu yang memiliki kematangan emosi memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
- Memiliki self awareness
- Mampu meregulasi emosi
- Fleksibel dan memiliki pendekatan yang berfokus pada solusi
- Tidak takut untuk mengambil tanggung jawab
- Memiliki resiliensi
- Tidak takut terhadap kerentanan
- Menyadari perasaan dan kebutuhannya
- Empati
- Asertif -> memahami cara untuk mengatur boundaries
Kematangan emosional sebenarnya mulai terbentuk dari masa kanak-kanak. Salah satu hal yang dapat memengaruhi kematangan emosional individu adalah bagaimana caregiver memperlakukan individu dan pemenuhan kebutuhan individu sejak kanak-kanak. Hal-hal tersebut memberikan pengalaman pada individu yang akan berdampak pada resiliensi dan self-regulation dari individu.
Berikut adalah ciri-ciri individu yang tidak memiliki kematangan emosi:
- Tidak merasa bertanggungjawab atas tindakannya
- Tidak dapat menghadapi kekecewaan, penolakan, dan kehilangan
- Tidak mampu mengelola emosi yang tidak nyaman bagi dirinya
- Tidak dapat menerima kritik
- Tidak mudah berkompromi
- Menunjukan perilaku sering menghindar
Petanyaan yang akan muncul adalah, "Bagaimana cara menjadi individu yang matang secara emosional?" karena kematangan emosional sebenarnya akan memengaruhi well-being individu dan membantu individu untuk memiliki kontrol atas hidupnya. Berikut adalah tips yang dapat dilakukan:
- Pilihlah mindset untuk tumbuh dan berkembang, individu harus meuakini bahwa dirinya dapat tumbuh dan menjadi lebih kompeten, mengembangkan skill, dan beradaptasi terhadap berbagai perubahan
- Bangun self-awareness, untuk dapat mengontrol emosi, membangun resiliensi, dan menjadi individu yang matang secara emosional, kita perlu untuk menyelami diri kita dan mencapai self-awareness yang baik. Kita perlu memahami emosi yang sulit utk kita kelola, ketakutan kita, dan hal apa saja yang dapat mentrigger kita untuk menjadi tidak nyaman.
- Belajar untuk berempati pada diri sendiri dan orang lain
- Bertanggungjawab atas perasaan dan tindakan, meskipun perasaan kita sulit untuk dikontrol, namun kita dapat mengontrol perilaku yang muncul dari perasaan tersebut. Perasaan marah atau takut tidak berarti bahwa kita memiliki hak untuk menyakiti orang lain. Meskipun terkadang kita lepas kontrol atas perilaku kita, untuk menjadi individu yang memiliki emotional maturity kita harus tetap bertanggungjawab atas perilaku tersebut.
- Memelihara inner child, rangkulah inner child kita dengan tidak takut untuk merasa bahagia, bersemangat, kreatif, dan penasaran. Beberapa individu merasa bahwa mereka perlu untuk tidak menunjukkan sisi kekanak-kanakannya. Hal tersebut dapat menghambat pengembangan emosi individu.
- Memupuk hubungan yang sehat, dengan cara berani membuka diri dan merasa vulnerable dengan orang yang membuat kita merasa nyaman seperti keluarga atau sahabat. Berlatihlah untuk mengkomunikasikan kebutuhan kita dan set boundaries. Belajar untuk mendengar secara aktif dan mendekati orang lain dengan empati dan respect.