Pemahaman tentang jarak aman dari ledakan nuklir sangat penting, terlebih dalam situasi krisis. Berikut dosis ilmiah lengkap yang merinci berbagai aspek keselamatan dari gelombang kejut, radiasi panas, hingga fallout.
Menurut Kompas, efek ledakan nuklir bervariasi drastis berdasarkan jarak:
< 1 km: Hampir tidak ada peluang bertahan hidup.
1–3 km: Semua bangunan rusak berat, kemungkinan menyelamatkan diri sangat kecil.
3–8 km: Luka bakar serius dan risiko fatal tetap tinggi.
8–11 km: Luka bakar ringan masih mungkin terjadi.
11–21 km: Bisa mengalami kebutaan sesaat akibat panas.
21–85 km: Aman dari efek langsung, tapi risiko jatuhnya puing atau radiasi tersendiri masih ada (detik.com, detik.com).
Studi ScienceAlert untuk ledakan 1 MT—sekitar 80 kali kekuatan bom Hiroshima—menunjukkan struktur dampak sebagai berikut (sciencealert.com):
Kilatan cahaya dapat menyebabkan kebutaan sesaat hingga 21 km (siang hari), dan sementara pada malam hingga 85 km.
Luka bakar derajat satu terjadi hingga 11 km; derajat tiga—yang mematikan tanpa perawatan—hingga 8 km.
Gelombang kejut menghancurkan bangunan hingga radius 6 km, dengan tekanan setara 180 ton dan kecepatan angin mencapai 255 km/jam.
Secara teknis, manusia bisa menahan tekanan ini, tetapi kehancuran bangunan menyebabkan banyak korban (detik.com, sciencealert.com).
FEMA menyebutkan untuk ledakan 10 kT (kilo-ton TNT):
Zona kerusakan ringan hingga ±4,8 km.
Kerusakan sedang hingga ±1,6 km.
Kerusakan berat (bangunan runtuh, radiasi tinggi) hingga radius ±0,8 km (remm.hhs.gov).
Menurut DetikEdu & panduan nasional:
Untuk bom ≤ 100 kT: jarak minimal 3–5 km dan berlindung dalam bangunan kuat (detik.com, detik.com).
Untuk bom 100 kT–1 MT: jarak 5–10 km, tetap di shelter penuh selama 12–24 jam pertama.
Untuk bom ≥ 1 MT: jarak 10–20 km, direkomendasikan berlindung 48 jam sebelum evakuasi (detik.com).
Langkah menyelamatkan diri saat ledakan nuklir terjadi:
Segera masuk ke bangunan beton atau basement.
If outdoors, lakukan duck-and-cover untuk melindungi dari serbuk, pecahan, dan gelombang tekanan.
Matikan ventilasi untuk mencegah masuknya partikel radioaktif.
Tahan diri di shelter selama 12–48 jam—paparan radiasi fallout menurun drastis setelah periode ini (detik.com).
Setelah bertahan, lepaskan pakaian luar dan mandi untuk menghilangkan kontaminasi.
Studi di Physics of Fluids oleh University of Nicosia menemukan bahwa individu yang berlindung di gedung beton tebal tanpa jendela atau terowongan bawah tanah dapat selamat, bahkan pada jarak 3–7 mil (~5–11 km) (detik.com, wired.com). Namun, di bangunan rumah kayu biasa, peluang selamat sangat rendah.
Wilayah pedesaan terpencil atau negara seperti Argentina, Australia, Islandia, bahkan Antartika, umumnya lebih aman dari target langsung dan fallout tersetruktur (kompas.com, theweek.com).
Jarak aman bervariasi dengan kekuatan ledakan—lebih besar, lebih jauh.
Zona aman praktis: > 20 km untuk bom besar, > 5 km untuk bom kecil.
Perlindungan dalam bangunan kuat sangat krusial—duck-and-cover hanya pertahanan sementara.
Strategi penahanan diri, evakuasi terstruktur, dan shelter berkualitas tinggi adalah kunci bertahan hidup.
Kompas.com – “Seberapa Jauh Jarak Aman…” (23 Juni 2025) (kompas.com, video.kompas.com)
DetikEdu – “Jarak Aman Agar Selamat…” (24 Juni 2025) (detik.com)
ScienceAlert – Dampak ledakan 1 MT (sciencealert.com)
FEMA – Planning Guidance for Nuclear Detonations (2022) (remm.hhs.gov)
Physics of Fluids – Studi shelter urban (2023) (wired.com)
TheWeek/Wired – Rekomendasi shelter dan lokasi aman global (theweek.com)