Aurora—fenomena langit spektakuler berupa pita cahaya berwarna-warni di kawasan kutub—bukan sekadar pemandangan artistik. Aurora merupakan bukti nyata bahwa Bumi memiliki sistem pelindung canggih dari radiasi matahari dan partikel bermuatan. Berikut penjelasan lengkapnya:
Aurora terjadi ketika partikel bermuatan (proton dan elektron) dari angin matahari memasuki atmosfer Bumi dan bertabrakan dengan atom gas seperti oksigen dan nitrogen pada ketinggian sekitar 80–300 km (id.wikipedia.org, kompas.id). Tabrakan ini mengakibatkan atom tereksitasi kemudian memancarkan foton, menghasilkan cahaya berwarna hijau, merah, biru, atau ungu tergantung gas dan ketinggian .
Bumi dikelilingi oleh medan magnet—magnetosfer—yang diciptakan oleh aliran konveksi logam cair di inti luar Bumi (detik.com). Medan magnet ini berfungsi sebagai perisai yang:
Mengalihkan aliran partikel bermuatan di angin matahari melalui gaya Lorentz sehingga tidak langsung menghantam permukaan Bumi (detik.com).
Membentuk zona tahanan seperti sabuk radiasi Van Allen yang menyimpan sebagian partikel tersebut (kompas.id).
Meski sebagian partikel lolos ke wilayah kutub, atmosfer berperan sebagai penyerap dan penahan utama. Molekul udara di ionosfer menyerap energi dari partikel tersebut dan mengonversinya menjadi cahaya aurora. Tanpa atmosfer, partikel ini bisa langsung merusak DNA dan jaringan biologis (kompas.id).
Garis-garis medan magnet Bumi terkonsentrasi di kutub, sehingga partikel yang lolos dari magnetosfer terfokus ke daerah kutub. Itu sebabnya aurora terlihat di langit malam Norfolk di latitude tinggi (kompas.id).
Saat terjadi badai matahari akibat ledakan (flare) atau lontaran massa koronal (CME), volume partikel meningkat drastis. Medan magnet Bumi menahan sebagian, dan sisanya memicu aurora — pertanda sistem pertahanan sedang bekerja keras (detik.com). Tanpa perlindungan ini, atmosfer kita bisa terkikis seperti yang terjadi pada Mars (detik.com).
Meskipun aurora indah bagi pengamat, geometri medan magnet juga bisa berfluktuasi. Ketika badai geomagnetik kuat terjadi, medan magnet terganggu, asa satelit, sistem listrik, dan teknologi komunikasi bisa terganggu .
Astronot atau pesawat luar angkasa di orbit rendah pun berpotensi terpapar radiasi, karena mereka berada dekat atau di atas magnetosfer .
Aurora juga menjadi indikator penting di planet lain. NASA mencatat aurora di Mars dan Jupiter mempunyai pola yang mampu memberi petunjuk tentang atmosfer dan struktur magnetiknya, serta potensi mendukung kehidupan (wired.com).
Aurora bukan sekadar pertunjukan indah, melainkan indikator visual sistem perlindungan Bumi—medan magnet + atmosfer. Ia menunjukkan kita aman dari radiasi angin matahari. Namun gangguan besar (badai geomagnetik) masih berpotensi menyebabkan efek pada teknologi modern. Memahami aurora menjembatani keindahan dan pentingnya sains untuk menjaga kehidupan di Bumi.
Detikpedia: Aurora sebagai bukti : “Aurora si Cahaya Cantik, Bukti Bumi Melindungi Manusia” (detik.com)
NASA/NASA Scientific Visualization Studio: Peran magnetosfer (science.nasa.gov)
Wikipedia: Aurora dan geomagnetisme
Astrobiology: Magnetosfer penting untuk planet yang layak huni
Space.com & NOAA: Aurora sebagai bentuk ‘space weather’ (washingtonpost.com)
Reuters/NASA dan Wired: Aurora di Mars dan exoplanet sebagai penanda lingkungan magnetik (wired.com)