Belajar ttg Situasional Leadership
Last Update:

2025-06-05 18:11:46

Di kesempatan kali ini, saya belajar mengenai situasional leadership, dimana untuk develop seseorang bisa menggunakan hal tsb.

Situasional leadership > gaya kepemimpinan yang mencoba beradaptasi sesuai dg situasi lapangan dan kondisi tim. Yang dilihat adalah situasi dan kondisi dari kematangan dan kemampuan dari anak buah.

Cara melihatnya bagaimana? Dilihat dari 2 aspek:

  • Kompetensi : berbicara ttg kemampuan dia menjalankan pekerjaannya. Kalo kompetensinya tinggi, pasti lebih ahli, uda expert. Tapi hanya berhubungan dg pekerjaan.
  • Motivasi : melihat dari komitmen dari tim. Kalo motivasinya tinggi, dia pasti komit dan sesuai dg targetnya. Kalau motivasinya rendah, pasti banyak pekerjaan2 yang tertunda, santai, dan bahkan targetnya tidak tercapai.

Tipe karyawan dibagi menjadi 4 kuadran, yaitu :

  • Kompetensi rendah, motivasi rendah (seperti keong) : bisa jadi krn sikonnya tidak pas dengan karyawan, dan membutuhkan effort lebih dari leader.

How to manage : dengan coaching (directive tinggi, supportive tinggi). Harus mengarahkannya secara clear, tapi satu sisi tetap harus membuka komunikasi 2 arah. Tidak hanya memberikan directive dan supportivenya yang tinggi, tapi harus clear batasan waktu untuk mencapai target tsb – harus dipantengin terus. Oleh karena itu leader perlu lebih effort untuk handle keong. Orang yang adaptasinya rendah, cenderung menjadi keong.

  • Kompetensi tinggi, motivasi rendah (seperti kancil) : sebetulnya kemampuannya ada, banyak sekali akal, tapi kadang malas; mungkin karena termasuk karyawan senior – terbiasa dg rutinitas, sehingga motivasinya jadi rendah (ada di tempat yang nyaman).

How to manage : dengan supporting (directive rendah, supportive tinggi). Kancil ini orang2 pintar, tapi secara motivasi lagi turun. Tidak perlu diajarin lagi dan diarahkan in detail, karena memang secara kompetensi ada. Namun, leader harus datang sebagai penyemangat, memberikan motivasi, memastikan “api-nya” terang kembali. Harus sering ajak ngobrol, nongkrong, dan aktivitas2 lain yang di luar kantor; supaya merasakan bahwa leader ini peduli.

  • Kompetensi rendah, motivasi tinggi (seperti banteng) : biasanya seperti karyawan2 baru – masih fresh, semangatnya ada, tapi secara jam terbang untuk mengerjakan pekerjaannya masih rendah – cenderung buru2, masih banyak melakukan kesalahan. Seiring berjalannya waktu pasti akan berkembang karena kary tsb punya semangat. Tapi kalau dibiarkan, akan nabrak sana sini terus.

How to manage : dengan directing (directive tinggi, supportive rendah). Kompetensi yang harus dikembangkan, dibantu dengan treatment khusus untuk menciptakan jam kerja tinggi. Bagaimana leader memimpin dan mengajarkan tim supaya kompetensinya berimbang dengan semangatnya. Directivenya cukup dan perlu detail, terkait pekerjaannya, prosedurnya, harus clear dari awal; agar bahayanya / resikonya terlalu besar.

  • Kompetensi tinggi, motivasi tinggi (seperti hiu) : berada di pucuk rantai makanan di laut, diumpamakan seperti hiu – jadi seorang talent yang merupakan kader dari leadernya.

How to manage : dengan delegating (directive rendah, supportive rendah). Tipe hiu ini kompetensi bagus dan motivasinya tinggi; jadi tidak perlu bertanya terlalu dalam dan detail, jadi yang dibutuhkan lebih ke bagaimana karyawan mendapatkan kepercayaan dari leader ke karyawan melalui delegasi. Namun, leader tetap bertanggungjawab atas delegasi tsb, tetap dimaintain, karena sering dianggap sbg pelimpiaham pekerjaan. Kunci dari delegasi adalah komunikasi, jadi bagaimana menjelaskan dan mengkomunikasikan terkait apa yang didelegasikan ini adalah proses pembelajaran juga dan bisa memberikan dampak untuk timnya > dari sisi motivasi dan kompetensi berjalan bersama.

How to manage :

  • Directive : bagaimana leader memberikan arahan tentang bagaimana caranya dan bagaimana monitoringnya > lebih diarahkan dan ditutup komunikasi 2 arahnya.
  • Supportive : bagaimana leader mendukung bawahannya mengenai apa yang dilakukan dan berkomunikasi secara 2 arah.