Learning mengenai Storytelling with Data
Last Update:

2025-06-02 16:47:08

Berikut terlampir beberapa hal yang saya rangkum ketika mempelajari terkait storytelling with data :

Di dalam bisnis, terdapat 3 manfaat penggunakan data, yaitu :

  1. Untuk mengambil keputusan yang lebih baik, misalnya untuk mengetahui pain point konsumen sehingga bisa memunculkan ide untuk pengembangan produk baru.
  2. Dapat meningkatkan efisiensi dari operasional
  3. Data dianggap sebagai asset yang dapat meningkatkan value perusahan, misalnya menjual data ke konsumen di industry lain.

Berikut terlampir tahapan mengubah data menjadi insight :

  1. Menentukan terlebih dahulu apa yang menjadi key business question yang bisa dijawab dengan data. Hal ini tentunya harus selaras dengan tujuan bisnis yang dituju. Contohnya : platform twitter mempelajari terkait cuitan pengguna yang menginfokan bahwa ketika cuaca buruk jaringan menjadi lama, dan data ini digunakan oleh jaringan telekomunikasi untuk memperbaikinya sehingga bisa mengurangi complain dari customer. Hal yg penting mengetahui key business question adalah mengenai apa yang ingin ditargetkan? Apakah strategicnya, terkait financialnya, atau hal spesifik lainnya?
  2. Mengembangkan strategi data dan infrastruktur sesuai poin no 1.
  3. Penumpulan data.
  4. Melakukan analisa untuk mengubah data menjadi insight. Salah satu kendala dalam menyampaikan insight adalah penyajian datanya, karena penulis terkadang lebih focus ke penyampaian data dan memberikan data sedetail mungkin, hingga lupa menyampaikan analisa / insight dr data tsb.
  1. Visualisasi dan komunikasi ke dept yang diperlukan untuk menciptakan value.

Selain itu, dipaparkan juga mengenai bagimana menciptakan data storytelling yang baik :

  1. Memahami konteks dg mengetahui siapa target yang disasar, apa yang ingin disampaikan, dan bagaimana penyampaiannya. Ada 2 tipe analisa yang dilakukan, yaitu : Exploratory, adalah ketika kita ingin melihat lebih dalam lagi dari data yang ditampilkan (misalnya : terkait achievement sales, kita gali lebih dalam : channel apa yg mempengaruhi dan kenapa, brand apa saja yang terlibat, dll); Explanatory, adalah ketika hal yang ingin ditampilkan sudah spesifik (misalnya sudah mengetahui penyebab utama sales tidak achieve adalah karena channel dan ingin menceritakan ke audiens sehingga fokusnya harus ke sini. Pertimbangkan hal2 berikut : who : siapa audiensnya? Hubungannya apa dengan materi presentasi kita? What : apa yang ingin kita capai, apakah persetujuan / strategi / support tertentu? How : bgmn data bisa mencapai tujuan kita? Penting untuk menjelaskan big ideanya (kondisi dr POV kita dan bgmn klo tidak capai, urgensinya apa?)
  1. Memilih visualisasi yang sesuai

- simple text : bisa digunakan hanya jika mengungkapkan 1-2 angka saja. Krn data yang disampaikan sedikit, jd pakai simple text (ex : lsg kasih presentase untuk 2 target yang tersedia – kenaikan 20%).

- table : bisa digunakan jika mixed audience dan terdiri atas beberapa unit. Hindari penggunaan garis pada table yang berlebih, better minimalis dibanding bold. Untuk live presentation better tidak menggunakan tabel krn orang akan focus ke tabel bukan ke presentasi.

- Heatmap : dibanding table, better menggunakan heatmap > menggunakan intensitas warna yang berbeda (dari warna muda hingga warna tua).

- scatterplot : digunakan untuk hubungan data satu sama lain secara terus menerus.

- grafik garis : sifatnya continue dan biasanya berhubungan dg waktu – hari, bulan, quarter, atau tahun. Tipsnya : intervalnya konsisten (agus – sept – okt); representasi rata2

- slopegraph : ingin audiens focus pada perubahan yg terjadi pada 2 periode yg berbeda / perbandingan 2 hal yang berbeda. Misalnya feedback employee di 2 th yang berbeda : antr 2024 dan 2025

- bar chart : ada vertical, horizontal, stacked. Fokusnya bisa ke perbedaan warna dominan untuk hal yang ingin dibahas.

- waterfall chart : biasanya digunakan untuk teman2 finance u/ menganalisa cogs

- area : data yang memiliki magnitude / ukuran yang berbeda

Chart yg harus dihindari :

  • Pie chart and donut > audiens akan membandingkan luas areanya, bukan sudutnya, jadi ketika data memiliki perbedaan yg sedikit akan sulit menentukan bagian mana yg dominan.
  • Penggunaan efek 3D > sulit membandingkan kategori yang dominan.
  • Penggunaan sencnodary axis > audiens jd perlu waktu untuk memahami. Tipsnya yaitu tdk menggunakan axis, jadi langsung ad penjelasan label pada grafis, atau mending dipisah sekalian.

 

  1. Mengeliminasi clutter

Clutter merupakan elemen visual yang mengisi ruang, tp tidak menambah / mengurangi penambahan audiens. Fokusnya memperbanyak whitespace, caranya menghilangkan border, menghilangkan grade lines, menghilangkan data marker, merapihkan axis label (tdk perlu ,00 jika satuan rupiah), perbaikan penamaan label, memberikan warna yang sama antr grafik dan namanya.

 

  1. Melakukan penyesuaian pada visualisasi sehingga audiens focus pada data yang ingin kita tunjukkan.

Fokusnya pada saat mereka tutup mata dan langsung membuka mata, maka langsung focus ada point. How to? Penggunaan font (bold, italic, dll), penggunaan warna, ukuran tulisan lebih besar, supaya lebih focus. Tipsnya :

  • Mata dan otak manusia menggunakan pola Z > sehingga info yg paling penting di pojok kiri atas, dan yg paling tidak penting pojok kanan bawah. Perbanyak whitespace

 

  1. Think like a designer

Dengan mempertimbangkan bbrp aspek seperti affordances (focus untuk menandai apa yang ingin dibahas dg memanfaatkan warna); accessibility > focus pada kalimat singkat padat jelas; aesthetics > grafik dpt dipercantik dg warna yang secukupnya; acceptance > pastikan audiens menerima (tunjukkan urgensi, meminta saran, dan meminta feedback dari atasan)

 

  1. Menyusun cerita / insight yg disampaikan > bagaimana cara pemaparan yang menarik

Penting untuk membangun narasi yang tepat dan pengulangan > agar diingat audiens. Beginning harus introduce dulu, build context, dan kenapa saya harus memberikan perhatian pd presentasi ini? Middle : menyampaikan masalah pada proposal, +/- nya apa atas solusi yang diberikan, dilengkap alasan keuntungan dan kerugian juga fakta2 nya. Pastikan audiens menyadari harus ada keputusannya. Closing : audiens harus memutuskan proposalnya disetujui / tidak.

Alur narasi : kronologis dari problem > pengumpulan data > analisa data > aksi; atau apa yg audiens lakukan > baru supporting point.

Harus repetition supaya audiens mengingat > mengulang pada poin2 pentingnya.