Kesehatan fisik tidak hanya diukur melalui hasil laboratorium atau pemeriksaan medis kompleks. Terkadang, indikator sederhana dapat memberi gambaran penting tentang kondisi tubuh, termasuk tingkat penuaan biologis. Salah satu metode yang kini banyak diperbincangkan adalah tes berdiri satu kaki selama 10 detik. Meskipun terdengar sepele, tes ini ternyata memiliki makna besar dalam menilai kesehatan, keseimbangan, dan risiko kematian dini.
Tes ini dilakukan dengan cara berdiri tegak pada satu kaki tanpa penopang, tangan tetap di samping, dan mata terbuka. Tujuannya adalah untuk melihat seberapa lama seseorang dapat mempertahankan posisi seimbang tersebut, idealnya selama 10 detik atau lebih.
Menurut studi yang diterbitkan di British Journal of Sports Medicine (Araújo et al., 2022), orang yang tidak mampu berdiri satu kaki selama 10 detik memiliki risiko kematian dua kali lebih tinggi dalam 10 tahun ke depan dibandingkan mereka yang mampu melakukannya. Tes ini dianggap sebagai indikator kesehatan fungsional dan keseimbangan neuromuskular, yang keduanya cenderung menurun seiring bertambahnya usia.
“Keseimbangan adalah aspek penting dari kesehatan dan kebugaran, tetapi sering diabaikan sampai usia tua,” ungkap Dr. Claudio Gil Araújo, penulis utama studi tersebut (Araújo et al., 2022).
Kemampuan untuk menjaga keseimbangan mencerminkan fungsi otot, saraf, dan otak yang baik. Seiring bertambahnya usia, fungsi-fungsi ini cenderung menurun, menyebabkan peningkatan risiko jatuh, cedera, dan penurunan kualitas hidup. Tes keseimbangan sederhana seperti ini dapat menjadi tanda awal adanya masalah kesehatan tersembunyi, bahkan pada orang yang tampak sehat.
Menurut National Institute on Aging (NIA), kemampuan keseimbangan yang buruk sering dikaitkan dengan kelemahan otot inti, gangguan proprioseptif, atau gangguan neurologis yang bisa menjadi indikator penuaan dini (NIA, 2020).
Studi yang dilakukan oleh Araújo dan timnya melibatkan 1.702 partisipan usia 51-75 tahun. Mereka menemukan bahwa 20% peserta gagal mempertahankan keseimbangan selama 10 detik. Selama masa tindak lanjut 7 tahun, peserta yang gagal tes memiliki kemungkinan kematian 84% lebih tinggi dibandingkan peserta yang lulus tes, bahkan setelah mengontrol faktor lain seperti usia, jenis kelamin, indeks massa tubuh, dan kondisi kesehatan lainnya (Araújo et al., 2022).
Fakta ini menunjukkan bahwa keseimbangan bukan hanya masalah koordinasi, tetapi juga terkait dengan kesehatan keseluruhan dan umur panjang.
Beberapa faktor yang mempengaruhi kemampuan seseorang dalam menjaga keseimbangan di antaranya:
✅ Usia – keseimbangan cenderung menurun mulai usia 40-an.
✅ Kekuatan otot inti dan kaki – otot yang lemah membuat sulit menopang tubuh.
✅ Kesehatan saraf – gangguan saraf atau telinga bagian dalam mempengaruhi stabilitas.
✅ Penyakit kronis – seperti diabetes atau hipertensi yang mempengaruhi sistem saraf.
Kabar baiknya, keseimbangan bisa dilatih. Aktivitas seperti yoga, tai chi, latihan beban ringan, atau bahkan latihan keseimbangan sederhana di rumah bisa meningkatkan kemampuan ini. Menurut Mayo Clinic (2021), latihan keseimbangan secara teratur mampu mengurangi risiko jatuh hingga 40% pada lansia.
“Latihan keseimbangan tidak hanya memperkuat otot, tetapi juga meningkatkan konektivitas saraf dan koordinasi tubuh,” jelas Dr. Michael Rogers, ahli fisiologi olahraga di Wichita State University (Rogers & Rogers, 2019).
Tes berdiri satu kaki bukanlah diagnosis penyakit, tetapi menjadi indikator awal yang penting. Jika seseorang gagal melakukan tes ini, sebaiknya dilakukan evaluasi lebih lanjut oleh dokter untuk memeriksa faktor-faktor seperti kekuatan otot, fungsi saraf, atau gangguan kesehatan lainnya.
Selain itu, tes ini menjadi pengingat bahwa aktivitas fisik dan latihan keseimbangan penting dilakukan sepanjang hidup, bukan hanya di usia tua.
Tes berdiri satu kaki selama 10 detik memberikan gambaran sederhana namun mendalam tentang tingkat penuaan dan kesehatan fungsional seseorang. Meski mudah dilakukan, hasilnya berkaitan erat dengan risiko kesehatan jangka panjang. Dengan memahami pentingnya keseimbangan, kita diingatkan untuk terus menjaga kebugaran melalui latihan teratur, gaya hidup sehat, dan pemeriksaan rutin.
Seperti yang diungkapkan Dr. Araújo, “Keseimbangan adalah komponen vital dari kesehatan yang mudah diabaikan. Melatihnya adalah investasi kecil dengan manfaat besar untuk kualitas hidup dan umur panjang” (Araújo et al., 2022).
Araújo, C. G. S., de Souza, e Silva, C. G., & Castro, C. L. B. (2022). Association of inability to stand on one leg for 10 seconds with mortality in middle-aged and older adults. British Journal of Sports Medicine, 56(11), 615-621.
Mayo Clinic. (2021). Balance exercises. Diakses dari: https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/fitness/in-depth/balance-exercises/art-20047831
National Institute on Aging. (2020). Balance problems and disorders. Diakses dari: https://www.nia.nih.gov/health/balance-problems-and-disorders
Rogers, M. E., & Rogers, N. L. (2019). The importance of balance exercise in aging. Journal of Aging and Physical Activity, 27(4), 567-574.