Bayangkan jika kamu tahu bahwa masa hidupmu hanya tinggal satu bulan lagi. Apakah hal yang akan kamu lakukan dalam satu bulan ini? Dan hal apa saja yang kamu sesali, karena telah kamu lakukan, atau karena belum pernah sempat kamu lakukan?
Kamu mungkin menyesal karena tidak pernah berani melakukan hal yang kamu sukai, melewatkan kesempatan berharga yang ternyata hanya datang satu kali, menyesal karena tidak pernah memiliki waktu untuk keluargamu, menyesal karena belum sempat membahagiakan orang tuamu atau menyesal karena tidak pernah cukup untuk menikmati hidup.
Hidup ini sangat misteri. Kita tidak tahu kapan kita akan dipanggil untuk kembali. Kita pikir kita masih memiliki banyak waktu. Kita pikir kita masih punya banyak kesempatan. Tapi ternyata waktu sangat cepat berlalu.
Kita sering melewatkan hal-hal berharga dan baru terpikir melakukannya saat tak mungkin untuk melakukannya lagi.
Kamu mungkin selalu menunda waktu untuk mengambil cuti liburan bersama anak-anak, hingga waktunya mereka dewasa dan mereka lebih senang berlibur bersama teman-temannya.
Kamu juga mungkin pernah menunda waktu untuk mengungkapkan cinta hingga orang yang kamu cintai akhirnya memutuskan menikah dengan orang lain.
Mudah saja, berkata bahwa itu memang sudah takdir. Dan yang sudah berlalu tak perlu disesali. Namun bagaimana, bila mulai dari sekarang kamu mencari tahu, apa yang benar-benar kamu inginkan dalam hidupmu?
Bronnie Ware adalah seorang perawat asal Australia yang bekerja dalam bidang perawatan paliatif. Dia bertugas merawat pasien-pasien pada 12 minggu terakhir kehidupan mereka.
Perawat paliatif bertugas untuk dapat menciptakan lingkungan yang aman dan damai pada pasien, serta menangani gejala– gejala yang muncul pada pasien seperti nyeri, perdarahan, sesak nafas, kejang dan berbagai kondisi yang mungkin terjadi tiba-tiba pada jam-jam akhir hidupnya.
Pada momen itu dia menjadi sangat dekat secara personal dengan para pasiennya dan merekam banyak peristiwa penting dalam kehidupan akhir seseorang yang sedang mendekati kematian.
Bronnie kemudian membagikan ceritanya dalam blognya ada tahun 2009, dengan judul “Regrets of the Dying”. Ceritanya menyebar dan mendapat banyak perhatian hingga dibaca oleh jutaan pembaca.
Selanjutnya pada tahun 2011, tulisan tersebut diterbitkan dalam sebuah buku berjudul “The Top Five Regrets of the Dying”.
Menurut Bronnie Ware, orang bisa seketika berubah ketika mereka dihadapkan dengan kematian. Masing-masing mengalami berbagai emosi, seperti harapan, penyangkalan, ketakutan, kemarahan, penyesalan, penolakan dan pada akhirnya penerimaan.
Namun, pada akhirnya setiap pasien menemukan kedamaian, sebelum mereka akhirnya benar-benar pergi.
Dan berdasarkan catatannya, terdapat lima penyesalan paling umum yang dialami oleh orang-orang yang mendekati kematiannya, yaitu:
“I wish I’d had the courage to live a life true to myself, not the life others expected of me.”
Ini adalah penyesalan yang paling sering muncul. Ketika orang menyadari bahwa hidup mereka hampir berakhir dan mereka merasa bahwa masih banyak mimpi mereka yang tidak dapat tercapai karena terlalu memikirkan orang lain.
Banyak orang terlalu mengikuti pendapat orang lain dan tidak memiliki keberanian untuk membuat keputusan sendiri atas kehidupan yang ingin dijalaninya. Sehingga dia hidup untuk membahagiakan orang lain. Sementara diri sendiri tidak bahagia.
Manusia sering terjebak pada standar yang dibuat oleh masyarakat pada umumnya. Tentang jurusan yang baik, pekerjaan yang baik, pasangan yang baik dan segala standar lainnya. Sehingga kita lupa pada impian kita sendiri.
“Don’t you ever let anyone stop you doing what you want Bronnie”
“Jangan pernah biarkan siapa pun menghentikanmu melakukan apa yang kamu inginkan, Bronnie,” pesan Grace, salah satu pasiennya.
“I wish I hadn’t worked so hard”
Penyesalan ini muncul pada setiap pasien laki-laki yang dirawat oleh Ware. Para pasien tersebut merindukan masa-masa bersama anak-anak mereka, persahabatan dan pasangan mereka.
“I worked too damn hard and now I am a lonely, dying man. The worst part is that I have been lonely for the whole of my retirement and I need not have been.”
“Aku bekerja terlalu keras dan sekarang aku merasa kesepian, sebagai pria sekarat. Bagian terburuknya adalah kesepian sepanjang masa pensiun dan aku tak ingin begini.” ungkap John.
Mereka juga sangat menyesal karena telah menghabiskan begitu banyak waktu dalam hidup mereka pada pekerjaan yang mereka anggap membosankan.
“Money is so misunderstood. It keeps people in the wrong jobs forever because they think they won’t be able to make money doing what they love”
“Uang sangat sering disalahpahami. Uang membuat orang berada di pekerjaan yang salah selamanya karena mereka pikir mereka tidak akan dapat menghasilkan uang dengan melakukan apa yang mereka cintai” Kata Pearl
Wanita juga ada yang mengalami penyesalan ini, tetapi sebagian besar berasal dari generasi yang lebih tua. Karena banyak pasien wanita tidak menjadi pencari nafkah.
“I wish I’d had the courage to express my feelings.”
Banyak orang tidak mengungkapkan perasaan mereka karena takut jika ada hal yang berubah dan tak sesuai dengan harapan. Akibatnya, mereka hidup dalam rasa penasaran. Menjalani kehidupan biasa-biasa saja dan tidak pernah tahu apakah mereka benar-benar bisa mendapatkan apa yang mereka inginkan.
Banyak juga dari mereka yang menjadi sakit karena terus memendam kepahitan dan kebencian pada orang lain yang terus mereka simpan. Beberapa masalah tak pernah selesai karena mereka terlalu takut untuk membahasnya.
“Tell people you love them. Tell them you appreciate them. If they can’t accept your honesty or react in a different way to how you hoped, it doesn’t matter. What matters is you have told them.”
“Beri tahu orang bahwa kamu mencintai mereka. Beri tahu mereka bahwa kamu menghargai mereka. Jika mereka tidak dapat menerima kejujuranmu atau bereaksi dengan cara yang berbeda dengan harapanmu, itu tidak masalah. Yang penting adalah kamu telah memberi tahu mereka.” Pesan Jude.
“I wish I had stayed in touch with my friends.”
Semua orang merindukan teman-teman mereka ketika mereka mendekati kematian. Mereka menyesal karena tidak meluangkan waktu untuk para sahabat lama dan terjebak pada kesibukan diri sendiri.
Ada banyak penyesalan mendalam karena mereka tidak memberikan waktu dan usaha yang pantas untuk persahabatan yang sangat berharga.
“Loneliness can surely kill you. I get so starved for human touch at times,”
“Kesepian bisa sangat membunuhmu. Aku terkadang sangat merindukan sentuhan manusia, ” kata Doris.
“I wish that I had let myself be happier”
Penyesalan ini adalah penyesalan yang banyak terjadi pada mereka yang mendekati waktu kematian. Banyak yang tidak menyadari sampai menjelang akhir hidup mereka, bahwa kebahagiaan adalah pilihan.
Mereka terjebak dalam pola dan kebiasaan dimana mereka merasa takut akan perubahan dalam hidup. Sehingga mereka berpura-pura kepada orang lain, dan pada diri mereka sendiri, bahwa mereka telah puas.
“Gratitude for every day along the way is the key to acknowledging and enjoying happiness now. Not when the results come in or when you retire, or when this or that happens.”
“Bersyukur setiap hari di sepanjang jalan adalah kunci untuk menikmati kebahagiaan saat ini. Bukan saat hasilnya datang atau ketika kamu pensiun, atau ketika hal ini atau itu terjadi” ungkap Cath.
Sudahkah kalian bahagia hari ini? Atau kalian masih sibuk merancang kebahagiaan untuk masa depan?
Seberapa pun besarnya mimpimu untuk masa depan, jangan pernah lupa untuk selalu menyisipkan rasa syukur untuk berbahagia setiap hari.
Lakukan apa yang benar-benar kamu sukai dengan tanggung jawab. Berikan waktu untuk orang-orang yang kamu cintai, dan kejarlah mimpimu sendiri, bukan mimpi orang lain.
Uang memang penting, namun pada akhirnya kita akan lebih mengingat moment bersama orang yang kita sayangi, bukan barang-barang yang pernah kita beli.
Hidup hanya sekali. Sementara waktu terus berjalan dengan cepat. Bila kita melihat ke depan, kita selalu merasa bahwa perjalanan masih panjang. Namun bila kita melihat ke belakang, semua terasa seperti hanya sekejap mata.
Lalu, apakah kalian benar-benar yakin, perjalanan kalian masih panjang? Apakah perjalanan orang-orang yang kalian sayangi akan sama panjangnya?
Kalian terus berkata “Nanti”. Membuat rencana seolah memiliki banyak waktu, padahal waktu kita bisa saja berhenti hari ini.
Hal yang sudah berlalu tak perlu lagi di sesali. Yang lebih penting adalah bagaimana menjaga hari ini agar tidak akan pernah kita sesali di masa depan.
Lalu hal apa yang akan kamu lakukan jika ini adalah hari terakhirmu?
“The clock ticks for every one of us. It is your own choice how you spend your remaining days.”
“Jam berdetak untuk masing-masing orang. Kamu memiliki pilihanmu sendiri tentang bagaimana kamu menghabiskan hari-hari yang tersisa.”