Conclave
Last Update:

2025-05-08 14:16:42

Kata conclave berasal dari bahasa Latin "cum clave", yang berarti "dengan kunci"—menunjukkan bahwa para kardinal yang memilih Paus dikunci dalam suatu tempat hingga mereka mencapai keputusan. 

Para kardinal yang memilih Paus benar-benar dikurung (dengan elegan tentunya) di suatu tempat, biasanya Kapel Sistina di Vatikan. Mereka nggak boleh keluar, nggak boleh main HP, apalagi nonton Netflix, sampai berhasil memilih Paus baru.

Kenapa? Biar fokus, bro. Sejarahnya dulu para kardinal bisa ribut dan tarik-menarik kepentingan politik. Bahkan ada satu masa pemilihan Paus yang molor sampai tiga tahun karena nggak kelar-kelar. Akhirnya, Paus Gregorius X di tahun 1274 bilang: “Udah deh, mulai sekarang kalian dikunci aja sampai beres!” 

Voting dilakukan rahasia, ditulis di kertas, dan kalau belum ada pemenang dengan suara dua pertiga, ulang lagi dan lagi.

Setiap kali voting, kertas suara dibakar. Kalau belum ada yang menang, asapnya hitam (fumata nera). Kalau sudah ada Paus terpilih, asapnya putih (fumata bianca). Begitu asap putih keluar, seluruh dunia tahu: “We’ve got a new Pope!” 

Conclave terakhir terjadi tahun 2013, waktu Paus Benediktus XVI mengundurkan diri—yang jarang banget terjadi. Lalu, para kardinal memilih Paus Fransiskus, yang jadi Paus pertama dari Amerika Selatan. Biasanya Paus berasal dari Italia, sangat jarang dari luar Italia.

Waktu pelaksanaan conclave memang tidak bisa diprediksi, karena Paus harus dipilih oleh 2/3 kardinal yang berhak untuk memilih, jadi tidak mudah untuk terpilih. Conclave terpanjang terjadi selama hampir 3 tahun.

Dengan mangkatnya Sri Paus Fransiscus, maka tradisi pemilihan paus (conclave ) dilaksanakan. Semoga dengan conclave bisa terpilih Paus yang rendah hati dan berpihak pada kaum kecil. Kita tunggu asap putih keluar dari Kapel Sistina dan diumumkan “Annuntio vobis gaudium magnum: Habemus Papam!”