Digital Detox
Teacher

DITA LORENZA

Last Update:

2025-04-30 15:54:26

Digital detox adalah tindakan sengaja untuk mengurangi atau menghentikan penggunaan perangkat digital dan media sosial dalam jangka waktu tertentuTujuan utama digital detox adalah untuk beristirahat dari konektivitas dan waktu layar, serta untuk mengisi ulang tenaga dan fokus pada kehidupan nyata.

Tanda-tanda kebutuhan detox digital sebenarnya mudah dikenali. Sulit melepas gadget meski sedang bersama orang terdekat. Waktu tidur yang kacau karena keasyikan scrolling. Hobi dan aktivitas favorit mulai ditinggalkan. Rasa cemas muncul ketika ponsel tertinggal. Setiap notifikasi terasa wajib untuk dicek, bahkan saat sedang mengerjakan hal penting. Ada dorongan untuk terus melihat apa yang sedang terjadi di dunia maya, muncul perasaan iri atau tidak berdaya saat melihat pencapaian orang lain, dan produktivitas pun perlahan menurun. Yang lebih mengkhawatirkan, saat sadar berlebihan menggunakan layar dan sudah mencoba menguranginya, namun tetap gagal.

Namun, dengan menerapkan digital detox, banyak manfaat yang nyata rasanya. Stres dan kecemasan mulai mereda, fokus dalam bekerja meningkat, tidur jadi lebih nyenyak, dan energi harian terasa pulih. Tanpa gangguan visual dan suara digital, tubuh dan pikiran lebih segar. Citra diri pun membaik, karena tidak lagi terus-menerus membandingkan hidup dengan orang lain. Risiko gangguan fisik seperti mata kering, leher kaku, dan punggung nyeri akibat duduk menatap layar dalam waktu lama juga bisa ditekan.

Cara melakukan digital detox pun bisa dimulai dari langkah kecil. Menggunakan satu perangkat dalam satu waktu, menjauhkan ponsel saat sedang makan atau berbicara dengan orang lain, dan mematikan notifikasi yang tidak mendesak. Mengatur ulang layar menjadi hitam putih bisa membuat tampilan gadget jadi kurang menggoda. Beberapa orang memilih akhir pekan bebas gadget, menggantinya dengan membaca buku fisik atau mengeksplorasi hobi yang lama ditinggalkan. Kamar tidur sebaiknya menjadi zona tanpa layar, agar otak punya ruang untuk benar-benar beristirahat. Sementara di siang hari, menyisipkan waktu bebas perangkat walau hanya lima belas menit, bisa jadi awal yang menyegarkan.

Pada akhirnya, digital detox adalah tentang mengambil kembali kendali. Teknologi seharusnya menjadi alat bantu, bukan tuan yang memerintah. Ketika hidup mulai dikendalikan oleh notifikasi, algoritma, dan ekspektasi dunia maya, saatnya berhenti sejenak. Menata ulang ritme, memilih ulang mana yang penting, dan bertanya dengan jujur: masihkah ingin terus dikejar layar, atau sudah saatnya kembali hadir penuh di dunia nyata?