Ketupat adalah makanan tradisional khas Indonesia yang terbuat dari beras dan dibungkus dengan anyaman daun kelapa muda (janur). Makanan ini memiliki sejarah panjang dan makna filosofis yang mendalam, terutama dalam budaya Jawa dan Islam di Nusantara.
Ketupat diyakini berasal dari tradisi masyarakat pesisir Nusantara dan telah ada sejak zaman kerajaan-kerajaan kuno. Beberapa teori asal-usul ketupat di Indonesia antara lain:
Sebelum Islam masuk ke Indonesia, masyarakat Nusantara sudah mengenal berbagai olahan nasi yang dikukus, termasuk ketupat.
Bentuk ketupat mirip dengan konsep "Dumpling" di budaya Asia, yang menunjukkan keberadaan teknik memasak ini sudah ada sejak zaman Hindu-Buddha.
Ketupat memiliki keterkaitan erat dengan penyebaran Islam di Jawa, terutama oleh Sunan Kalijaga, salah satu Wali Songo.
Sunan Kalijaga memperkenalkan ketupat sebagai simbol perayaan Lebaran atau Hari Raya Idulfitri setelah sebulan berpuasa.
Dalam tradisi Jawa, ketupat sering dikaitkan dengan istilah "Ngaku Lepat" (mengakui kesalahan) dan "Laku Papat" (empat tindakan dalam kehidupan spiritual).
Pada masa Kerajaan Mataram Islam (abad ke-16), ketupat digunakan sebagai bagian dari perayaan Idulfitri dan Iduladha.
Tradisi ini kemudian menyebar ke berbagai daerah di Indonesia, termasuk Bali, Sumatra, dan Sulawesi.
Ketupat bukan sekadar makanan, tetapi memiliki makna simbolis yang mendalam dalam budaya Indonesia:
Anyaman Ketupat Melambangkan Kesalahan Manusia
Simbol kesalahan dan kekhilafan yang dilakukan manusia dalam hidup.
Mengajarkan manusia untuk saling memaafkan.
Beras di Dalamnya Melambangkan Kesucian
Setelah dimasak dan dibuka, ketupat berisi nasi putih yang melambangkan hati yang suci setelah meminta maaf di Hari Raya.
Simbol Keberkahan dan Kebersamaan
Ketupat sering disajikan dalam acara keluarga dan masyarakat, melambangkan kebersamaan dan keberkahan.
Bentuk Segi Empat Melambangkan Laku Papat (Empat Perjalanan Spiritual dalam Islam)
Lebaran (berakhirnya puasa),
Luberan (berbagi rezeki kepada sesama),
Leburan (melebur dosa dengan saling memaafkan),
Laburan (hidup bersih dan suci setelah Ramadhan).
Setiap daerah di Indonesia memiliki variasi ketupat dengan sebutan dan tradisi unik, misalnya:
Ketupat Lebaran (umum di Jawa & Sumatra, disajikan dengan opor ayam dan rendang).
Ketupat Kandangan (Kalimantan Selatan, disajikan dengan kuah santan ikan haruan).
Ketupat Glabed (Tegal, Jawa Tengah, dengan kuah kental kuning).
Ketupat Sayur (Betawi, disajikan dengan lontong sayur dan sambal goreng).
Ketupat Palas (Sumatra & Malaysia, menggunakan daun palas dan berbentuk segitiga).
Ketupat adalah makanan yang bukan hanya memiliki nilai kuliner, tetapi juga nilai budaya dan spiritual yang kuat di Indonesia. Sejak zaman kerajaan hingga saat ini, ketupat tetap menjadi bagian tak terpisahkan dari perayaan Idulfitri dan simbol kebersamaan dalam masyarakat Nusantara.