Belajar Dari Keranjang Sampah
Dilihat dari fungsinya, keranjang sampah merupakan tempat menampung sampah sementara sebelum dibawa ke tempat pengolahan sampah agar sampah tidak tercecer berantakan. Namun jika kita lihat melalui kaca mata filsafat, keranjang sampah memiliki nilai filosofinya tersendiri.
Tempat sampah memiliki manfaat bagi kehidupan. Sayangnya, manfaat itu sering terlupakan dan karena dianggap sebagai sumber bau, kuman, jijik, kotor, dan pikiran negatif lainnya. Karena keranjang sampah memang memiliki fungsi untuk menampung semua sampah yang kita punya. Sejatinya pula dia yang akan membuat rumah kita menjadi bersih.Tentu kita tidak ada yang peduli bagaimana keranjang sampah itu mengeluh? Bukankah membuat orang lain tersenyum adalah lebih baik? Membahagiakan orang lain itu lebih baik, meskipun kita belum tentu bahagia dengan apa yang mereka lakukan.
Mampu mengurai sampah yang dibuang. Pernahkah kalian berpikir dengan menjadi seseorang yang seperti keranjang sampah bisa menyelesaikan puluhan bahkan ratusan masalah dari puluhan bahkan ratusan orang? Dari satu orang ke beberapa orang yang berpeluh kesah kepada kita dan menceritakan semua permasalahnnya lalu kita mampu mengurai masalah tersebut dan memberikan solusi yang terbaik bukankah itu sebuah hal yang baik ? Darimana sebuah keranjang sampah bisa mengurai itu semua? Tidak lain dan tidak bukan karena dia telah belajar bagaimana mengurai sampah satu demi satu perlahan demi perlahan dari sampah yang orang lain buang. Bukankah setiap permasalahan orang itu hampir serupa, tinggal bagaimana kita berperan saja didalamnya? Disitulah kita baru menyadari betapa hebatnya keranjang sampah.
Tentu kita semua tidak ingin menjadi keranjang sampah yang hanya akan didatangi jika kita perlu saja. Ini hanya sekedar analogi di kehidupan sehari-hari. Dalam konteks di kehidupan nyata, fenomena keranjang sampah ini sering terjadi. Jika kita mempunyai masalah, maka kita akan datang ke orang yang tepat dan menceritakan semua permasalahan kita, dan berharap masalah itu segera terurai/selesai. Nyatanya, tidak semudah itu. Orang yang kita percayakan untuk memecahkan masalah kita pun butuh waktu untuk mengurai semua permasalahan yang ada. Dan setelah masalah itu terurai, masih ingatkah kita akan jasanya? Tentu tidak semua orang lupa, akan tetapi sebagian orang lupa untuk berterimakasih. Apa yang menjadi harapan orang yang menyelesaikan masalah kita? Dia hanya berharap, kita akan datang kembali kepada mereka dengan atau tanpa masalah. Membawa kita dalam suasana senang, suka, duka, tawa, haru, bahkan tangis sekalipun.