RTO (Return to Office) battle dalam HR adalah fenomena tarik-ulur antara perusahaan dan karyawan soal kebijakan kembali ke kantor setelah era kerja remote yang meluas akibat pandemi. Banyak perusahaan ingin karyawan kembali ke kantor, sementara karyawan merasa bekerja dari rumah lebih nyaman dan produktif.
Kenapa Perusahaan Mendorong RTO?
1. Kolaborasi & Budaya Kerja – Kerja di kantor dianggap meningkatkan kerja tim dan membangun budaya perusahaan.
2. Produktivitas & Pengawasan – Beberapa pemimpin merasa karyawan lebih produktif kalau bisa diawasi langsung.
3. Pemanfaatan Kantor – Kantor yang sudah disewa atau dimiliki jadi kurang efektif kalau tidak digunakan.
Kenapa Karyawan Menolak?
1. Fleksibilitas & Work-Life Balance – Bekerja dari rumah bikin hidup lebih seimbang, tanpa harus buang waktu di perjalanan.
2. Efisiensi & Produktivitas – Banyak yang merasa lebih fokus dan produktif tanpa distraksi kantor.
3. Hemat Biaya – Tidak perlu keluar uang buat transportasi, makan siang, atau pakaian kerja.
Dengan memperhatikan hal hal diatas, beberapa perusahaan memilih pendekatan hybrid, di mana karyawan tetap bisa bekerja dari rumah beberapa hari dalam seminggu. Selain itu, HR menggunakan data untuk memahami dampak kerja remote terhadap performa bisnis sebelum membuat kebijakan RTO yang terlalu ketat. Tentu ini tidak berlaku untuk semua bagian dan department.
"Pertempuran" RTO ini adalah tantangan buat HR dalam menyeimbangkan kebutuhan bisnis dan kenyamanan karyawan. Jika terlalu memaksa, bisa muncul risiko resign massal dan turunnya engagement. Sebaliknya, jika terlalu longgar, ada risiko hilangnya budaya kerja. Solusi terbaik? Fleksibilitas berbasis data dan komunikasi yang jelas antara perusahaan dan karyawan!