Self Serving Bias
Teacher

ANDREAS TANJAYA

Last Update:

2025-01-02 14:53:53

Komedian Raditya baru saja mengatakan penyakit paling berbahaya dalam masyarakat Indonesia namanya "Self Serving Bias".

Self Serving Bias Itu artinya semua orang salah kecuali gue.

Nah kita bisa lihat kalau misalnya ujian di kampus dikasih nilai jelek sama dosen. Dosennya bilang kalau dia tidak suka dengan saya.

Self serving bias adalah gejala di mana jika ada sesuatu selalu menunjuk orang lain pada situasi menyalahkan keadaan. Padahal dia juga memiliki kontribusi dari keadaan yang terjadi.

Sama saja ketika seseorang berhenti bekerja. Merasa sudah bekerja dengan baik, begitu dipanggil atasannya, diberi feedback keesokan harinya mukanya sudah langsung muram.  Dan akhirnya kemudian merasa tidak nyaman dan akhirnya memutuskan untuk berhenti.

Dan ketika dia berhenti, dia cerita ke orang lain bahwa kantornya itu toxic, bosnya tidak senang dan sebagainya. Pokoknya menyalahkan kantor. Dan itu adalah percakapan yang terjadi di media sosial.

Kira-kira teman rekrutment akan takut atau tidak merekrut mereka karena mereka selalu menyalahkan dan menyebut nama kantor.

Apakah terpikirkan jika merekrut mereka, mereka akan cerita juga tuh, sharing dan akibatnya membuat orang lain juga ikut merasa bahwa kantor ini toxic.

Ada beberapa istilah dalam self-serving bias diantaranya adalah

"Confirmation Bias"

Orang pada level tertentu hanya mau mendengarkan masukan yang positif atas segala keputusan yang diambil. Seperti halnya pilkada yang baru saja  di indonesia. Jadi ketika pilkada ada orang yang datang ke tokoh-tokoh senior meminta bantuan dan kemudian ada cibiran dari masyarakat tapi ada orang di sekelilingnya selalu bilang "gapapa pak, itu masyarakat biasalah, Sirik begini begitu".

Padahal itu memang tidak pantas untuk dijalankan. Jadi ada orang yang kemudian menyalahkan situasi dan ingin mendengar dari orang-orang yang mengonfirmasi bahwa itu benar atau boleh dijalankan.

Bias berikutnya "Hindsight Bias"

Ini adalah bias yang sering diucapkan oleh orang-orang yang merasa pintar dan merasa sok tahu.

Ini adalah para pengamat tertentu yang seringkali begitu ada kejadian selalu bilang "udah  saya kasih tau sebelumnya, udah saya ingatkan, udah saya tegur sebelumnya tapi ga mau dijlankan juga, ngeyel dan sebagainya".

Padahal orang bertanya "siapa elu?, emang pendapat semua orang harus didengarkan?".

Kedengarannya mungkin itu hanya sebuah diskusi. Mungkin juga mereka sebenarnya tidak pernah menyampaikan apapun. Tapi mereka selalu membenarkan pandangannya. Ini terjadi pada para pengamat.

Lalu ada lagi yang disebut sebagai "Actor Observer Bias".

Bias ini adalah situasi ketika misalnya situasi tertentu terjadi pada dirinya. Dia bilang ketika dia berperilaku buruk, tidak cocok, ya lalu jadi heboh. Dia bilang ya itu karena situasinya memang seperti ini.

Tapi begitu itu terjadi pada orang lain dia bilang ah itu memang orangnya sombong, emang songong. emang udah sifatnya, emang uda kepribadiannya dan sebagainya.

Tapi ketika itu terjadi pada orang lain, kita juga akan mengatakan itu orang tidak benar. Ini memang sebuah penyakit.

Berhati-hatilah. Waspadalah.  Pada pernikahan bila selalu menyalahkan orang lain yang salah dan orang lain yang brengsek. Padahal Kita juga punya kontribusi kesalahan.

Hal ini tentu bisa merusak masa depan kita karena merusak hubungan sosial dengan orang lain. Anda tidak punya banyak network, tidak disukai atau mungkin orang-orang hanya berpura-pura suka sama Anda.

Dan juga bisa berbahaya bagi kehidupan Anda karena bisa mengganggu personality Anda.

Bagaimana menurut pendapat kalian?

Terima kasih Pak Raditya Dika dan Pak Renald Khasali yang sudah mengangkat dan menjelaskan topic ini.

sumber : https://www.tiktok.com/@rhenaldkasali/video/7442460028348468488