Skinimalism - Skincare Minimalis
Teacher

DITA LORENZA

Last Update:

2024-10-08 14:03:06

Skinimalism berasal dari kata skin dan minimalism, atau penerapan gaya hidup minimalisme pada kulit dengan meminimalisasi penggunaan skincare dan kosmetik. Tujuannya agar bisa mendapatkan kulit yang sehat dengan menggunakan produk yang benar-benar dibutuhkan oleh wajah. Tren skinimalism sendiri muncul karena banyaknya produk skincare yang ada serta rutinitas yang seakan-akan harus menggunakan seluruh produk. Tentunya boleh saja jika menggunakan berbagai produk skincare di kulit, karena dapat memberikan perawatan secara maksimal. Akan tetapi, terlalu banyak menggunakan produk skincare justru dapat membuat kulit wajah menjadi rusak.

Apalagi kalau sembarangan menggunakan berbagai produk namun tidak memperhatikan kandungannya. Pasalnya di dalam dunia skincare, ada aturan saat mencampur dua skincare yang berbeda. Ada bahan yang bisa dicampur dan ada yang sebaiknya tidak dicampur. Sebagai contoh: Retinol tidak boleh dipakai bersamaan dengan AHA/BHA karena memiliki resiko membuat kulit jadi kemerahan, mengelupas, sampai iritasi. Lalu Vitamin C dan benzoil peroksida tidak boleh dipakai bersamaan karena benzoil peroksida beresiko mengoksidasi vitamin C dan membuat efektivitas kedua zat bekerja tidak maksimal. 

Untuk dapat menerapkan skinimalism, pertama yang pasti adalah harus mengenali tipe kulit wajah masing-masing. Untuk kulit apakah tipe yang kering, berminyak, kombinasi, atau normal. Serta tekstur kulit dan masalah yang sering muncul.

Setelah mengenali karakteristik kulit, dapat memilih produk skincare yang sesuai. Yang paling wajib pastinya adalah face wash, usahakan yang memiliki pH seimbang. Kemudian dapat menggunakan moisturizer yang disesuaikan dengan jenis kulit. Apabila di pagi hari, gunakan sunscreen dengan minimal SPF 30 untuk melindungi kulit dari paparan sinar matahari. Selain hal tersebut, dapat juga menambahkan step eksolifasi, baik itu secara fisik atau chemical, maksimal 3 kali seminggu.