Tulisan ini dibuat beradasarkan buku Filosofi Teras oleh Henry M. dan podcastnya bersama Raditya Dika
Filosofi Teras, atau yang dikenal sebagai stoicism, adalah aliran filsafat kuno yang berasal dari Yunani dan Roma. Filosofi ini menekankan pengendalian diri, ketenangan dalam menghadapi tantangan, dan hidup selaras dengan alam. Filosofi Teras mengajarkan bahwa kebahagiaan sejati diperoleh bukan dari kekayaan, ketenaran, atau hal-hal eksternal, melainkan dari cara kita merespons keadaan dan mengelola emosi. Berikut adalah beberapa prinsip utama dalam Filosofi Teras:
Kendalikan Apa yang Bisa Dikendalikan
Salah satu ajaran inti stoicism adalah bahwa ada hal-hal yang berada di bawah kendali kita, seperti pikiran, emosi, dan tindakan, dan hal-hal yang tidak bisa kita kendalikan, seperti cuaca, pendapat orang lain, atau peristiwa yang terjadi di luar kendali kita. Filosofi ini menekankan bahwa kita harus fokus pada hal-hal yang bisa kita kendalikan dan menerima dengan tenang hal-hal yang tidak bisa kita kendalikan.
Menerima Keadaan dengan Lapang Dada
Stoicism mengajarkan bahwa banyak hal dalam hidup tidak berjalan sesuai keinginan kita, namun hal tersebut tidak perlu membuat kita menderita. Jika kita dapat menerima kenyataan dengan ikhlas dan tanpa keluhan, kita bisa menjalani hidup dengan lebih damai.
Hidup Sesuai dengan Kebajikan
Filosofi Teras menekankan pentingnya kebajikan, yang mencakup kebijaksanaan, keadilan, keberanian, dan pengendalian diri. Tujuan hidup menurut stoicism adalah menjadi pribadi yang baik dan bijaksana. Kebajikan ini dianggap sebagai hal yang paling berharga dalam kehidupan, melebihi kekayaan, status, atau kesenangan materi.
Berlatih Mengendalikan Emosi
Filosofi Teras mengajarkan bahwa emosi negatif, seperti marah, cemas, atau takut, berasal dari penilaian yang salah terhadap situasi. Dengan melatih diri untuk melihat segala sesuatu dengan objektif dan menghindari reaksi emosional yang berlebihan, seseorang bisa mencapai ketenangan batin.
Memento Mori (Ingat Kematian)
Stoicism juga mengingatkan tentang kefanaan hidup, dengan konsep "Memento Mori" yang berarti "ingatlah bahwa kamu akan mati." Kesadaran ini tidak dimaksudkan untuk membuat kita takut, tetapi untuk mengingatkan bahwa waktu kita terbatas sehingga kita harus hidup dengan penuh makna dan tidak menyia-nyiakan kesempatan.
Menjalani Hidup dengan Keteguhan dan Ketabahan
Filosofi ini mengajarkan bahwa hidup sering kali penuh tantangan dan kesulitan, namun kita harus menghadapi semua itu dengan keteguhan hati. Orang yang menganutstoicism percaya bahwa ujian dan kesulitan adalah bagian dari kehidupan yang bisa membuat kita lebih kuat dan bijaksana jika kita menghadapinya dengan sikap yang benar.
Stoicism sendiri cukup relatable dengan keadaan sekarang, dimana seringkali kita dihadapi dengan berbagai keadaan sulit dan jadinya malah berbalik menyalahkan keadaan serta hidup menjadi kurang tenang. Harapannya adalah dengan menerapkan filosofi ini, bisa menjadi lebih legowo, namun tetap bisa menghadapi berbagai tantangan hidup dan menjadi lebih kuat. Dengan menerapkan hal ini bukan berati mejadi orang yang cuek dan mati rasa, tapi lebih menjadi pribadi yang tenang.