Tingkatan Ikhlas & Unsur-Unsur Ikhlas
Last Update:

2024-07-26 16:58:43

Tingkatan Ikhlas

Para ulama tasawuf membedakan akhlak tersebut ke dalam tiga tingkatan, diantaranya:

1. Ikhlas Awam

Di dalam ibadahnya kepada Allah SWT, mereka melandasinya dengan perasaan takut pada siksa Allah dan masih mengharapkan pahala dunia. Seperti halnya orang yang melakukan sholat dhuha agar mereka memperoleh pahala dan juga dimudahkan rezekinya. Kemudian orang-orang yang melakukan sholat tahajud karena ingin dilancarkan urusan dunianya.

2. Ikhlas Khawas

Akhlak yang satu ini memiliki motivasi untuk memperoleh pahala dari Allah SWT. Dengan begitu, orang yang melakukan amal ibadah akan memperoleh sesuatu dari Allah di akhirat nanti seperti terhindar dari siksa neraka dan masuk ke dalam surganya Allah SWT.

3. Ikhlas Khawas al-Khawas

Ikhlas yang satu ini adalah suatu bentuk pengabdian dari seorang hamba kepada Allah SWT disertai dengan kesadaran penuh bahwasannya seorang hamba sudah seharusnya mengabdi kepada Allah SWT dengan cara melakukan perbuatan dan amal ibadah yang dilakukan karena mencari ridho Allah dengan sebenar-benarnya. Amal ibadah yang dilakukan oleh orang mukhlis semata-mata hanya untuk mencari ridho Allah SWT tanpa adanya hasrat untuk mencari perhatian ataupun ketenaran di hadapan makhluk lain, entah itu berupa pujian ataupun sejenisnya.

Imam Al-Ghazali mengatakan:

Setiap manusia akan binasa kecuali orang yang berilmu, dan orang yang berilmu akan binasa kecuali yang beramal (dengan  ilmunya), dan orang yang beramal juga binasa kecuali mukhlis (dalam amalnya). Akan tetapi, orang yang ikhlas juga tetap harus waspada dan berhati-hati dalam beramal

Unsur-Unsur Ikhlas

Adapun unsur-unsur ikhlas antara lain:

1. Niat

Di dalam Al Quran, Allah SWT telah berfirman: “Dan janganlah kamu mengusir orang-orang yang menyeru Tuhannya di saat dan petang hari, sedangkan mereka menghendaki keridhaan-Nya (QS 6: 52). Oleh karena itu, niat kita akan menghendaki keridhaan-Nya.

2. Mengikhlaskan Niat

Nabi Muhammad SAW pernah bersabda kepada Muadz, “Ikhlaskanlah amal, maka sedikit darinya mencukupimu”.

3. Dapat Dipercaya

Kesempurnaan dari sebuah keikhlasan adalah bisa dipercaya. Dalam hal itu, Allah SWT telah berfirman di dalam (QS 33:23) yang berbunyi “Orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah” (QS 33: 23) (al Ghozali, 2006: 215).

Pahamilah bahwasannya segala sesuatu tergambar dan dicampuri oleh yang lainnya. Maka saat Ia suci dari campuran dan bersih dari apapun, niscaya Ia bisa dinamakan sebagai yang bersih atau khalis. Sementara sesuatu yang dinamakan dengan perbuatan suci dan bersih adalah ikhlas.