Pernahkah kamu mendengar pernyataan “Setiap orang membuat kesalahan. Itulah sebabnya, setiap pensil ada penghapusnya”. Mungkin pernyataan tersebut cukup familiar di telinga kita, namun pernyataan tersebut sesungguhnya dapat menjadi trigger atau bahan refleksi bagi diri kita sendiri.

Dalam menjalani kehidupan, keseharian atau peristiwa yang terjadi pada diri kita atau orang lain dapat dipetik dan menjadi bahan pembelajaran bagi diri kita untuk menjadi lebih baik. Tidak hanya itu, tahukah kamu bahwa kita juga dapat belajar dari benda-benda mati di sekitar kita?

Seperti pernyataan diatas bahwa setiap pensil dilengkapi dengan penghapus karena setiap orang dapat membuat kesalahan, siapa sangka kalau ternyata pensil juga memiliki falsafah-falsafah lain yang bermakna dan memberikan pembelajaran bagi kehidupan kita. Apa sajakah itu?

1. Jangan lupa pada tangan yang membimbing. Karya-karya besar yang dihasilkan tidak lepas dari tangan yang menuntun atau menggerakan sebatang pensil tsb. Selalu ingat bahwa Tuhan selalu ada di setiap langkah kita
2. Pertajam ujung pensil. Seperti pensil yang patah atau tumpul, masih dapat diraut kembali. Ada kalanya kita kehilangan motivasi atau mengalami kegagalan, namun semua hal itu dapat dimulai kembali walaupun ada ketidaknyamanan dalam "meraut diri"
3. pensil dan penghapus. seperti pensil yang tidak keberatan jika kita menggunakan penghapus untuk meralat kesalahan yang kita buat, mengakui dan memperbaiki kesalahan bukanlah hal buruk untuk dilakukan
4. Esensi sebatang pensil : grafit. Bagian terpenting dari pensil adalah grafit yang berada di dalam pensil. oleh karena itu, penting mengingatkan diri kita bahwa memiliki karakter yang positif lebih penting dibandingkan hanya mementingkan penampilan luar saja
5. Goresan pensil yang berbekas. Meskipun dihapus, goresan yang dibuat oleh pensil tetap akan membekas pada sebuah kertas. dari goresan pensil kita belajar bahwa setiap perbuatan kita haruslah dirancang sedemikian rupa agar bisa memberikan "warisan" positif bagi orang sekitar kita.