Gen Z Indonesia telah muncul sebagai kelompok demografis terbesar di Indonesia yang membentuk ekonomi, politik, dan budaya negara ini. Di sisi lain, Gen Z juga tetap yang paling banyak disalahpahami. Survei dan wawancara yang telah dilakukan oleh tim IDN Media dengan dengan Gen Z Indonesia dan para Indonesia dan para ahli menunjukkan beberapa tren utama yang membantu kita memahami generasi ini:
Dunia digital adalah dunia nyata bagi Gen Z.
Sebagai digital native, Gen Z menggunakan internet untuk hampir semua hal, mulai dari bersosialisasi, hiburan, hingga bekerja dan belajar. Konsumsi digital mereka membentuk identitas mereka, dan terkadang, itu bisa melelahkan bagi kesehatan mental mereka. Namun, meluasnya aktivitas digital di kalangan Gen Z tidak tidak diimbangi dengan kesadaran yang memadai mengenai perlindungan data pribadi dan dan etika berinternet, yang dapat membahayakan.
Berhenti menyalahkan, mulailah membantu
Gen Z membutuhkan bantuan dalam hal pengembangan diri dan kesejahteraan. Sebagai yang tertua di antara mereka yang memasuki usia dewasa di tengah pasar kerja pasca pandemi, Gen Z membutuhkan bimbingan dan dan dukungan dari rekan-rekan senior mereka. Yang lebih muda juga masih masih bergantung pada keluarga, guru, atau figur yang lebih tua untuk membimbing mereka mereka dalam menjalani hidup. Di tengah banyaknya stereotip negatif seputar Gen Z, faktanya, mereka adalah individu yang memiliki perjuangan dan harapan pribadi.
Ketidaksetaraan, kesehatan mental, dan keadilan sosial merupakan perhatian utama Gen Z, diikuti oleh dampak teknologi terhadap kesempatan kerja yang semakin langka.
Meskipun perubahan iklim dan kesetaraan gender tampaknya lebih populer di media sosial, kami menemukan bahwa Gen Z Indonesia masih memprioritaskan kesenjangan sosial dan ekonomi. Kami percaya bahwa hal ini disebabkan oleh fakta bahwa ketidaksetaraan dapat memperburuk dampak dari isu-isu lain, termasuk perubahan iklim.
Sebagian besar Gen Z Indonesia berpenghasilan kurang dari Rp 2,5 juta per bulan,hanya menyisakan sedikit uang untuk asuransi, pendidikan dan pengembangan diri, serta hiburan.
Situasi keuangan ini menjadi kendala bagi aspek lain dalam hidup: Gen Z memiliki anggaran yang lebih kecil untuk membeli rumah, pendidikan, atau perjalanan.
Prevalensi belanja online tidak diragukan lagi mengubah tidak hanya perilaku Gen Z tetapi juga mengubah cara kerja bisnis
Ketika harga dan kenyamanan menjadi prioritas bagi para pembeli Gen Z yang agak hemat, promosi dan diskon reguler
serta layanan pengiriman gratis telah menjadi hal yang biasa. Mempertimbangkan anggaran yang terbatas, Gen Z mencoba untuk mendapatkan hasil maksimal dari pembelian mereka dengan meluangkan waktu untuk melakukan riset dengan melihat ulasan dan membandingkan harga. Kami menemukan bahwa iklan di media sosial media sosial masih menjadi yang paling berpengaruh di kalangan Gen Z, tetapi berkolaborasi dengan influencer kreator, dan pengulas serta mencoba cara-cara baru untuk melibatkan mereka dapat menciptakan dampak terbesar.
Gen Z Indonesia mengonsumsi hampir semua hal secara online, mulai dari film, musik, dan buku hingga olahraga dan permainan. Namun, seiring dengan pembatasan fisik yang disebabkan oleh COVID telah dicabut, acara-acara live dan festival musik menarik banyak orang. Sebagai acara live menjadi tempat untuk berada dan dilihat (secara fisik dan digital), Gen Z akan ekstra untuk mendapatkan kesempatan untuk hadir, termasuk bersaing dalam apa yang disebut dengan ticket war atau membeli tiket dari calo.
Dengan segala beban dan pergulatan dalam kehidupan Gen Z Indonesia, diharapkan mereka menganggap traveling sebagai sarana untuk melarikan diri dari kehidupan sehari-hari dan “menyembuhkan” diri mereka sendiri.
Destinasi domestik tetap populer, dikombinasikan dengan preferensi mereka untuk waktu libutan yang lebih pendek, yaitu 2 hingga 4 hari, perilaku traveling Gen Z Indonesia mencerminkan kesibukan dan dan anggaran yang terbatas. Keputusan untuk melakukan perjalanan terutama dipengaruhi oleh pengalaman yang unik, eksplorasi budaya, dan pemandangan alam