Dalai Lama | The Art Of Happiness
Last Update:

2024-05-03 08:58:09

KEBAHAGIAAN BUKAN KESENANGAN

Kebahagiaan berbeda dengan kesenangan atau kenikmatan. Kebahagiaan bersifat kekal dan non fisikal, sedangkan kenikmatan hanya bersifat sesaat dan fisikal.

Dalai Lama berpesan agar kita tidak terjebak pada kesenangan fisik sesaat. Kesenangan berkaitan dengan indra dan bisa terasa seperti kebahagiaan, namun tidak akan memiliki arti. Seperti berfoya-foya, minuman keras, obat-obatan terlarang, seks bebas dan kesenangan sesaat lainnya. Sedangkan kebahagiaan jangka panjang berupa ketenangan hati, kasih sayang, kemanusiaan, solidaritas dan lainnya.

Untuk bisa mencapai kebahagiaan, kita juga harus dapat melatih pikiran kita. Yaitu dengan mengenali pikiran atau perasaan yang positif dan negatif. Pikiran positif adalah hal yang membangkitkan kebahagiaan, misalnya cinta kasih, kepedulian, kemurahan hati dan sejenisnya. Sebaliknya, pikiran negatif misalnya kemarahan, kebencian, kecemburuan dan sejenisnya.

Dengan terus memikirkan hal positif, kita dapat lebih mudah mencapai kebahagiaan.

KEBAHAGIAAN DALAM KEHANGATAN

“Sumber kebahagiaan utama bukanlah uang dan kekuatan, tetapi hati yang hangat.” kata Dalai Lama.

Dalai Lama percaya bahwa setiap manusia secara alami memiliki sifat lembut dalam diri mereka. Kebahagiaan ditemukan melalui cinta, kasih sayang dan kedekatan.

Orang yang memiliki kepribadian yang hangat, mudah bergaul, fleksibel, dan mampu mentolerir setiap permasalahan dalam hidupnya sehari-hari dapat merasakan hidup yang lebih mudah. Sebaliknya orang yang cenderung fokus pada diri sendiri, menarik diri, terlalu sering merenung, dan bahkan antagonis, orang seperti inilah yang susah untuk bahagia.

Kebahagiaan dapat ditemukan melalui kedekatan dan kasih sayang yang kita berikan kepada orang lain. Saling berinteraksi untuk membantu sesama, membawa kebahagiaan dan kegembiraan bagi orang lain.

Dalai Lama percaya bahwa empati adalah kunci utama bagi seseorang untuk memiliki sifat hangat dan penuh kasih dalam berhubungan dengan orang lain. Dia berpikir bahwa sangat penting bagi seseorang untuk dapat mencoba menempatkan diri kita pada posisi orang lain dan melihat bagaimana kita akan bereaksi terhadap situasi tersebut.

Dengan empati kita bisa memiliki toleransi lebih banyak pada perbedaan dan kondisi orang lain. Empati juga mendorong kita untuk terus berbuat baik dan menolong manusia lain. Sebagaimana kita tidak ingin merasa kesulitan sendirian.

“Hanya dengan menumbuhkan kasih sayang dan pengertian kepada orang lain-lah yang bisa membawa ketenangan dan kebahagiaan yang kita cari.” kata Dalai Lama.

WELAS ASIH

Compassion atau Welas Asih menjadi hal utama yang terus diajarkan oleh Dalai Lama. Dalai Lama mendefinisikan welas asih sebagai suatu keadaan pikiran tanpa kekerasan, tanpa menyakiti, dan tanpa agresif.

“Sikap yang benar-benar welas asih terhadap orang lain tidak berubah meskipun mereka berperilaku negatif atau menyakitimu” katanya.

Bahkan bagi Dalai Lama, kita dapat mengalahkan musuh begitu saja kita ketika kita menjadikan mereka sebagai teman.

Jika kita menyimpan pikiran kebencian atau kemarahan yang intens jauh di dalam diri kita, maka itu hanya akan merusak kesehatan kita sendiri. Dengan demikian kita juga sedang menghancurkan salah satu faktor kebahagiaan. Sehingga toleransi dan sifat pemaaf menjadi hal penting yang harus kita jaga.

Setiap makhluk, bahkan mereka yang memusuhi kita, sama takutnya jika harus mengalami penderitaan seperti kita. Mereka akan berusaha dengan cara masing-masing, mencari kebahagiaan masing-masing, sama seperti kita mencari kebahagiaan kita.

Setiap orang memiliki hak yang sama seperti kita untuk bahagia dan tidak menderita. Jadi menjaga hubungan dengan orang lain sepenuh hati, baik teman maupun musuh, adalah dasar dari welas asih sejati.

Memahami welas asih, juga bisa dengan melihat anak-anak yang masih polos yang sedang bermain dengan teman-temannya. Ketika anak-anak bermain, mereka tidak akan memikirkan agama, ras, suku bangsa, politik, kekayaan, atau latar belakang keluarga. Mereka menghargai teman bermain, tak peduli siapa mereka dan dari mana mereka berasal.

Namun semakin dewasa, hati kita semakin sempit. Kita bisa penuh prasangka, membeda-bedakan dan memberikan label kepada orang lain dengan mudahnya.

Padahal sesungguhnya kita sama-sama manusia yang saling membutuhkan kasih sayang dan penerimaan. Selalu upayakan untuk mencari persamaan kita dengan orang lain, maka kita tidak akan pernah kesepian.

MENGHADAPI PENDERITAAN

Dalai Lama percaya bahwa setiap orang suatu saat pasti akan menghadapi penderitaan dalam hidup mereka. Jika kita memandang penderitaan sebagai sesuatu yang alami, maka kita dapat menjalani kehidupan yang lebih bahagia. Namun jika kita melihatnya sebagai suatu musibah yang berat maka kita akan sulit melalui dan bangkit dari keterpurukan.

Penderitaan itu pasti terjadi, maka kita harus senantiasa mempersiapkan diri. Mempersiapkan diri kehilangan orang yang kita cintai atau hal-hal yang kita miliki. Dengan menyadari bahwa semua dapat pergi kapan saja, maka kita mempersiapkan diri untuk menerima dengan lapang dada dan dapat mengatasi proses berduka lebih cepat.

Terkadang penderitaan juga ada dalam pikiran kita saja. Karena kita melihat sesuatu dari sisi buruknya. Padahal bila kita lihat secara keseluruhan, selalu ada hal baik yang bisa kita petik.

“Sangat jarang atau hampir tidak mungkin bahwa suatu peristiwa bisa negatif dari semua sudut pandang.” ungkap Dalai Lama

Misalnya, adanya orang yang membenci kita, maka sesungguhnya kehadirannya akan melatih tolerasi, kesabaran dan emosi kita. Menjadikan kita seseorang yang lebih bijaksana.

Penderitaan juga dapat memperkuat kita dalam banyak hal karena dapat menguji dan memperkuat iman kita, sehingga kita lebih dekat kepada Tuhan dan melonggarkan ikatan dengan dunia material.

TIDAK BERTINDAK EKSTREM

“Menaklukkan diri sendiri adalah kemenangan yang lebih besar daripada menaklukkan ribuan orang dalam pertempuran.” — Dalai Lama

Terkait kebahagiaan, Dalai Lama juga membahas bagaimana kita dapat hidup bahagia dengan memiliki keseimbangan dalam hidup. Kita harus memiliki keseimbangan fisik dan emosional dan tidak boleh bertindak ekstrem dalam hal apapun.

Jika kamu memiliki kehidupan yang seimbang, kamu tidak akan bertindak ekstrem. Dia berpikir bahwa orang-orang yang berpikiran sempit suka bertindak ekstrem dan ini mengakibatkan masalah dan bahaya.

Ekstrim disini adalah supaya kita tidak berlebih-lebihan dalam mengejar sesuatu, dalam mencintai sesuatu, dan dalam hal apapun. Semua harus seimbang dan pada ukurannya.