Agar perjalanan Anda dan keluarga menuju kampung halaman berjalan aman dan nyaman, terapkan sejumlah tips berkendara saat mudik lebaran berikut:
Bagi Anda yang berencana mudik menggunakan kendaraan pribadi sangat direkomendasikan untuk melakukan cek fungsi dan keamanan kendaraan. Langkah ini dilakukan untuk memastikan bahwa kendaraan dalam kondisi prima sebelum menempuh perjalanan jauh. Tentu bukan hal yang baik jika kendaraan mengalami kerusakan atau kendala selama perjalanan. Selain memakan waktu, kerusakan kendaraan bisa meningkatkan risiko kecelakaan. Pengecekan kendaraan dapat dilakukan secara mandiri ataupun dengan bantuan tenaga profesional. Pastikan seluruh komponen kendaraan seperti oli, filter udara, aki, roda, rem, dan sebagainya dalam kondisi baik.
Bagi pemudik lansia, ibu hamil, dan penderita penyakit kronis direkomendasikan untuk berkonsultasi ke dokter sebelum melakukan perjalanan jauh. Ini dilakukan untuk memastikan keamanan dan kesehatan kelompok rentan. Bagi ibu hamil yang memiliki riwayat pendarahan atau kontraksi dini memerlukan perhatian khusus dan rekomendasi dari dokter terkait perjalanan.
“Trimester kedua paling aman memulai perjalanan jauh karena biasanya ibu hamil sudah melewati masa-masa mual dan muntah (morning sickness).
Anda perlu membawa barang-barang penting yang dibutuhkan. Jika Anda mudik bersama anal, Anda perlu membawa tisu kering dan basah, botol minum, pensil warna atau crayon warna serta kartu permainan agar mereka tidak bosan selama perjalanan mudik yang panjang.
Anda juga dapat membawa koleksi bacaan maupun referensi gaames yang menyenangkan untuk dimainkan selama perjalanan mudik lebaran. Koleksi film anak maupun keluarga juga dapat disiapkan untuk menemani perjalanan mudik lebaran Anda.
Sebelum melakukan mudik lebaran, Anda perlu menyediakan kotak P3K di kendaraan. Pastikan kotak P3K tidak hanya berisi obat-obatan untuk orang dewasa tetapi juga anak-anak. Anda dapat membawa plester luka, termometer, minyak telon, obat penurun panas, hingga vitamin pada kotak P3K
Sebelum mudik, pastikan untuk melakukan cek rute perjalanan yang akan ditempuh. Ini sangat disarankan bagi pemudik yang melakukan perjalanan menggunakan kendaraan pribadi. Cek rute sebelum perjalanan dilakukan untuk mengantisipasi adanya perubahan rute selama puncak arus mudik. Cara ini dapat menghemat waktu selama perjalanan karena rute terbaik sudah direncanakan sejak awal.
Sembari cek rute, catat lokasi fasilitas kesehatan, restoran, SPBU, maupun tempat istirahat di sekitar rute dengan cermat. Cek rute bisa dilakukan dengan memanfaatkan aplikasi navigasi seperti Google Maps dan Waze. Kedua aplikasi tersebut saat ini juga sudah bisa melacak rute mana saja yang sedang ramai maupun lengang. Fitur ini memungkinkan para pemudik terbebas dari macet.
Mudik Lebaran umumnya dilakukan selama bulan Ramadan, sehingga para pemudik masih dalam keadaan berpuasa. Mudik sembari puasa sebetulnya sah-sah saja dilakukan, namun setelah buka puasa juga sangat direkomendasikan. Praktisi klinis dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Ari Fahrial Syam menyebutkan bahwa mudik di malam hari merupakan pilihan yang tepat.
Hal ini karena suhu udara yang lebih dingin dan jalanan yang lebih lengang. Kendati demikian, pastikan kondisi tubuh dalam keadaan sehat dan cukup istirahat di siang hari untuk mencegah kantuk selama perjalanan. “Pemudik harus cukup istirahat sebelum berangkat, terutama bagi pemudik yang menggunakan jalan darat, mengingat waktu sampai ke tempat tujuan tidak bisa diprediksi,” terang Ari.
Sediakan waktu untuk beristirahat selama perjalanan, sembari untuk pergi ke toilet atau merenggangkan tubuh. Sebelum memulai perjalanan, susun rencana waktu dan tempat transit untuk beristirahat.
Jadwal istirahat tidak hanya berguna bagi pengemudi, tetapi juga penumpang, khususnya penumpang rentan seperti anak-anak dan lansia. Cara ini juga sangat disarankan bagi pemudik yang sering mengalami mabuk kendaraan.