Love Language Chapman
Last Update:

2024-01-17 15:02:15

Champan (2015) mengungkapkan bahwa salah satu alasan utama dalam hubungan romantic adalah love language yang berbeda. Bagi pasangan utk dapat berkomunikasi dengan efektif, mereka harus belajar utk berbicara melalui love language pasangannya. Love language ini dapat dibagi menjadi:

  1. Words of affirmation: individu dengan LL ini butuh untuk diapresiasi secara verbal. Nada yang lembut diperlukan, dan perlu utk menggunakan kata-kata yang lembut dan ramah. Cara lain utk mengafirmasi pasangan dengan LL ini adalah dengan memuji pasangan di depan teman/keluarga/rekan kerja. Dengan kita memuji pasangan di depan orang lain, pasangan akan merasa dicintai karena kita mengungkapkan kekaguman kita di depan orang lain.
  2. Quality time: berikan perhatian yang tidak terbagi kepada pasangan, yang artinya ketika kita sedang melakukan kegiatan bersama pasangan maka lakukanlah dengan berfokus pada satu sama lain (tidak terdistraksi dengan HP, dll). Cara lain utk membuat pasangan merasa terafirmasi adalah dengan mengobrol/diskusi (bukan hanya mengobrol ringan). Percakapan tersebut perlu melibatkan dialog yang emosional misalnya dengan pasangan berbicara mengenai pengalaman, pemikiran, perasaan, dan keinginan tanpa interupsi.
  3. Receiving gifts: Chapman (2015) menemukan bahwa pemberian hadiah adalah ekspresi cinta yang mendasar di berbagai budaya. Dengan bertukar hadiah, orang tersebut berinvestasi dalam hubungan mereka. Namun, Chapman mencatat bahwa hadiah tidak harus berupa uang; sebaliknya, yang penting adalah, bagi sebagian orang, hadiah terasa seperti simbol cinta.
  4. Acts of service: Chapman (2015) menyatakan bahwa hal ini melibatkan melakukan hal-hal yang pasangannya tahu bahwa pasangannya ingin mereka lakukan. Tindakan ini sering kali melibatkan pekerjaan rumah tangga. Dia menambahkan bahwa jika dilakukan dengan pikiran, energi, dan perencanaan yang positif, hal tersebut dapat dianggap sebagai ungkapan cinta karena pasangan merasa bahwa pasangannya memikirnya.
  5. Physical touch: Chapman (2015) berpendapat bahwa ini adalah cara yang ampuh untuk mengkomunikasikan cinta. Hal ini dapat mencakup sentuhan, berpelukan, berpegangan tangan, berciuman, atau tindakan seksual. Kuncinya adalah mempelajari jenis sentuhan yang diinginkan.

Kelima love language (LL) tersebut sama pentingnya, namun tiap orang dapat memiliki preferensi yang berbeda terkait LL ini. Chapman (2015) mengusulkan bahwa ketika pasangan berbicara dalam LL yang disukai satu sama lain, mereka akan merasakan cinta dan kepuasan hubungan yang lebih besar. Chapman menyarankan agar pasangan memiliki tangki cinta emosional. Tangki cinta yang kosong dapat menyebabkan penarikan diri secara romantis atau jatuh cinta, interaksi yang kasar, atau perilaku yang tidak pantas. Sebaliknya, pasangan dengan tangki cinta yang penuh mampu menghadapi konflik dan mengatasi perbedaan mereka. Memahami bahasa cinta, dan belajar menggunakan bahasa cinta yang disukai pasangan, dapat membantu mengisi tangki cinta. Chapman menyarankan bahwa menerima bahasa cinta yang disukai lebih penting untuk menjaga tangki cinta tetap penuh daripada menerima kombinasi dari kelima bahasa cinta. Chapman menyatakan bahwa belajar mengekspresikan bahasa cinta pasangan sering kali membutuhkan usaha dan disiplin, dan ketika dilakukan dengan sengaja, kemungkinan besar akan mengarah pada perasaan cinta dan kepuasan hubungan yang lebih besar. Masalah muncul ketika pasangan tidak mengetahui bahasa cinta pasangannya atau ketika mereka tidak tahu bagaimana menggunakannya. Hal ini dapat menyebabkan pasangan memberikan bahasa cinta yang mereka inginkan, yang mungkin tidak dianggap sebagai kepedulian dan dapat berkontribusi pada menurunnya perasaan cinta atau kepuasan hubungan bagi pasangan mereka. cinta atau kepuasan hubungan dengan pasangannya.