Six Thinking Hats
Robertus Guntur
dari buku Six Thinking Hats Edward De Bono
Setiap orang punya cara berbeda dalam menyelesaikan masalah. Ada yang menggunakan pendekatan negatif, ada pula yang mengambil pendekatan positif. Six thinking hats memadukan kedua pandangan tersebut dalam memecahkan persoalan dengan cara berpikir inovatif, kritis dan kreatif. Apabila diuraikan secara detail, enam topi berpikir didefinisikan sebagai cara menyelesaikan masalah dari berbagai sudut pandang, melalui jalan yang bebas konflik dan menggunakan pendekatan berbeda. Dengan begitu, hasil dari diskusi dapat membawa kemajuan bagi individu maupun kelompok.
Enam topi berpikir ini mengajak kita untuk meninggalkan kebiasaan berpikir lama, dan lebih mengarahkan ke pemikiran konstruktif yang dapat diterapkan secara universal.
Hijau identik dengan alam, bisa juga diartikan sebagai keunikan. Pemakai topi hijau berperan melahirkan inovasi-inovasi kreatif yang bisa menawarkan solusi bagi masalah. Kamu dibebaskan untuk mengeksplorasi ide-ide kreatif tanpa menerima banyak kritik.
Merah melambangkan emosi dan amarah. Berpikir menggunakan topi merah berarti mempertimbangkan segala sesuatu berdasarkan emosi. Atau istilah lainnya melalui intuisi. Pemakainya melihat masalah melalui kacamata emosional, kamu perlu berpikir bagaimana orang akan bereaksi secara intuisi ketika dihadapi persoalan tersebut. Dengan begitu, pemakai paham bagaimana berada di posisi mereka dan mengapa mereka bereaksi demikian.
Warna kuning merepresentasikan optimisme dan kepercayaan diri. Sehingga pemakainya dapat menggunakan pendekatan positif dalam menyelidiki masalah. Sesuai dengan prinsip optimisme, pemakai topi kuning perlu menanamkan mindset bergerak maju meski keadaan sangat sulit.
Hitam kerap diartikan sebagai warna yang suram dan pesimisme, kebalikan dari topi kuning. Pemakai topi hitam akan melihat segala sesuatu dari sisi buruknya. Kamu mungkin diajarkan untuk selalu melihat masalah dari sisi baiknya. Faktanya melihat sisi negatif dapat membantu merancang perencanaan lebih baik guna menangkal hal-hal negatif ke depannya serta memperbaiki kekurangan dan risiko fatal sebelum mengambil langkah maju.
Warna biru melambangkan warna langit, yaitu sesuatu yang posisinya paling tinggi. Topi biru merujuk pada kontrol proses, pemakainya adalah pemimpin diskusi. Topi biru diharapkan dapat mengatur jalannya diskusi. Misal, ketika ide mengering, mereka akan mengerahkan Topi Hijau.
Berikutnya adalah topi putih. Warna putih menggambarkan kesucian dan kemurnian. Mereka yang menggunakan topi putih bertugas sebagai analis. Kamu diminta untuk membuahkan hasil analisis berdasarkan observasi lingkungan sekitar. Pemakai topi putih disuguhkan dengan data dan informasi yang perlu diteliti secara detail. Ketika menemukan adanya “lubang”, topi putih perlu mencoba mengisinya.